JLL: Sewa Pasar Ritel Meningkat 1,5 Persen di Q2 2016

Adhitya Himawan Suara.Com
Rabu, 20 Juli 2016 | 20:49 WIB
JLL: Sewa Pasar Ritel Meningkat 1,5 Persen di Q2 2016
Salah satu jaringan pasar ritel terkemuka di Indonesia, Alfamidi, di Bendungan Hilir, Jakarta Pusat, Minggu (10/7/2016). [Suara.com/Adhitya Himawan]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Konsultan bidang properti PT Jones Lang Lasalle (JLL) menyatakan harga sewa di pasar ritel meningkat 1,5 persen pada kuartal II-2016 dibandingkan pada kuartal sebelumnya.

"Rental ada kenaikan sedikit walaupun hanya 1,5 persen dalam kuartal ini tetapi paling tidak ada peningkatan," kata Kepala Konsultasi Strategis JLL Vivin Harsanto pada paparan pasar properti di Jakarta, Rabu (20/7/2016).

Vivin mengatakan tren pasar ritel di kuartal II-2016 masih terbilang sehat terhadap pasar properti.

JLL melihat tidak terlalu banyak perubahan dari sisi kepemilikan terhadap pasar ritel karena persediaan jumlah pasokan baru yang terbatas.

Menurut dia, kondisi permintaan pasar ritel berbanding lurus dengan persediaan hunian, bahkan sejumlah perusahaan ritel harus masuk daftar antrian (waiting list) jika ingin menyewa di pusat perbelanjaang yang berlokasi strategis.

"Supply-nya memang cukup terbatas. Kalau dilihat dari pasar 'office' bisa sampai 7-11 juta meter persegi, sedangkan ritel hanya 200.000 meter persegi," ujar Vivin.

Sementara itu, Head of Retail JLL James Austen mengatakan aktivitas pada triwulan kedua tahun ini diwarnai dengan para penyewa (tenant) yang terus melakukan ekspansi di pusat perbelanjaan.

"Para 'tenant' terus melakukan ekspansi di pusat perbelanjaan yang sudah ada dan para 'lanlord' (pemilik) cenderung melakukan 'repositioning' agar pusat perbelanjaang yang mereka miliki selalu terlihat menarik," kata James.

Ia menambahkan ritel sektor makanan dan minuman (food and beverages/F&B) dan fesyen tetap menjadi primadona karena kedua bidang tersebut masih menjadi daya tarik bagi konsumen.

"Budaya hidup kongkow di Jakarta membuat F&B masih mendominasi pasar ritel," ujar Vivin. (Antara)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI