Suara.com - Emas berjangka di divisi COMEX New York Mercantile Exchange berakhir lebih tinggi pada Selasa (Rabu pagi WIB), karena investor mempertimbangkan kudeta di Turki yang gagal terhadap penguatan dolar AS.
Kontrak emas yang paling aktif untuk pengiriman Agustus naik 3,00 dolar AS atau 0,23 persen, menjadi menetap di 1.332,30 dolar AS per ounce.
Logam mulia mendapat dukungan karena investor terus mencerna berita yang terkait dengan kegagalan kudeta di Turki, yang merupakan tanda destabilisasi di kawasan itu dan mendorong para investor beralih ke logam mulia sebagai aset "safe haven".
Emas dicegah dari kenaikan lebih lanjut ketika indeks dolar AS naik 0,55 persen menjadi 97,08 pada pukul 18.15 GMT. Indeks adalah ukuran dari dolar terhadap sekeranjang mata uang utama. Emas dan dolar biasanya bergerak berlawanan arah, yang berarti jika dolar naik maka emas berjangka akan jatuh, karena emas yang diukur dengan dolar menjadi lebih mahal bagi investor.
Logam mulia diletakkan di bawah tekanan lebih lanjut karena laporan yang dirilis oleh Departemen Perdagangan AS pada Selasa menunjukkan "housing starts" atau rumah yang baru dibangun meningkat 4,8 persen menjadi 1,189 juta unit pada Juni, yang analis catat berada di ujung tertinggi dari kisaran konsensus.
Para pedagang sedang menunggu rilis laporan klaim pengangguran mingguan, survei prospek bisnis Fed Philadelphia, dan laporan penjualan "existing home" atau rumah bekas pada Kamis, bersama dengan Indeks Manufaktur PMI awal pada Jumat.
Pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) juga dijadwalkan untuk minggu depan, dan para pedagang akan memantau itu dengan sangat cermat untuk reaksi bank sentral AS terhadap serangan teroris baru-baru ini di Prancis dan Amerika Serikat, bersama dengan kudeta yang gagal di Turki.
Perak untuk pengiriman September turun 6,8 sen, atau 0,34 persen, menjadi ditutup pada 20,007 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Oktober turun 3,00 dolar, atau 0,27 persen, menjadi ditutup pada 1.098,60 dolar AS per ounce.(Antara/Xinhua)