Suara.com - KBRI Dakar menyelenggarakan "Business Meeting" dengan pengusaha Senegal di Hotel Teroubbi, Dakar, untuk mempromosikan berbagai produk unggulan dan industri strategis Indonesia, serta Trade Expo Indonesia (TEI) ke-31 di Jakarta, 12 hingga 16 Oktober mendatang.
Dubes RI Dakar, Mansyur Pangeran mengatakan bahwa hubungan bilateral Indonesia-Senegal, terutama di bidang ekonomi berjalan baik sejak lama namun dari sisi perdagangan, hubungan kedua negara masih dinilai sangat rendah, yakni hanya berkisar 89,37 juta dolar AS pada tahun 2015. Hal ini disampaikannya pada Minggu (17/7/2016).
Dalam paparannya mengenai kondisi terkini perekonomian Indonesia, Dubes juga mempromosikan berbagai produk unggulan serta industri strategis Indonesia yang telah berkembang pesat dan berorientasi pada ekspor seperti kelapa sawit, kakao, karet, cinnamon dan tekstil.
Dari pertemuan tersebut terlihat peserta tertarik mengembangkan bisnisnya dengan Indonesia, namun mereka memerlukan informasi yang bersifat teknis, antara lain harga produk, jenis produk dan turunannya, jasa transportasi kontainer ke Senegal, mekanisme pembayaran dan situasi perbankan syariah di Indonesia.
Selain itu, terdapat peserta yang meminta informasi lengkap mengenai perusahaan Indonesia yang bergerak di bidang kelapa sawit dan turunannya seperti sabun dan komestik, serta produk kayu triplek dan alumunium.
Pertemuan bisnis tersebut dihadiri pengusaha Senegal yang berpotensi dan telah melakukan bisnis dengan Indonesia sebelumnya, antara lain Ndeye Seye, Sekjen Kadin Nasional Senegal, Aly Mboub, Sekjen Kadin Dakar, Washim Obalah, CEO Poultrade (distributor Indomie di Senegal), Gaelle Rispal, CEO Libellule (toko dan showroom khusus menjual produk kayu dan handicraft Indonesia).
Selain itu, Business Meeting juga dihadiri pengusaha Senegal di wilayah Thies yang telah berkunjung ke TEI sebelumnya.
Bahkan, Gora Seck, CEO Senhuile (perusahaan yang bergerak di bidang industri pertanian dan pertambangan), akan melakukan perjalanan ke Indonesia dalam waktu dekat untuk menjajaki kerja sama dengan pengusaha Indonesia, khususnya di bidang mesin/peralatan perontok/pengupas padi menjadi beras dan mesin untuk pengupas kacang tanah.
Perusahaan Poultrade berminat mengembangkan bisnisnya dengan Indonesia untuk produk bahan baku sabun dan berencana untuk mengimpor soap noodles tersebut sebanyak 300-500 ton per bulan dari Indonesia.
Dubes Mansyur Pangeran menambahkan, kebijakan bebas visa kunjungan kepada warga negara Senegal disambut secara antusias oleh para pengusaha Senegal dan besar kemungkinannya partisipasi pada TEI ke-31 mendatang bertambah banyak. (Antara)