Salip Malaysia & Thailand, Indonesia Emerging Market Terbesar

Adhitya Himawan Suara.Com
Sabtu, 16 Juli 2016 | 12:54 WIB
Salip Malaysia & Thailand, Indonesia Emerging Market Terbesar
Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (1/7). [Antara]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Ekonomi Indonesia memamerkan ketangguhannya dalam situasi global yang tidak stabil. Laporan terkini menyimpulkan bahwa Indonesia menyalip Malaysia dan Thailand sebagai Emerging Market terbesar di Asia Tenggara.

"Optimisme terhadap Indonesia terus membaik dan pengesahan RUU pengampunan pajak mempertinggi harapan peningkatan Produk Domestik Bruto (PDB) 2016," kata Lukman Otunuga, Research Analyst Forextime dalam keterangan resmi, Sabtu (16/7/2016). 

Pertumbuhan ekonomi Indonesia diharapkan semakin meningkat, sehingga Rupiah dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dapat semakin menguat di masa mendatang. Walaupun IHSG sedikit melemah dalam beberapa hari terakhir, namun pasar modal berpotensi untuk semakin bergairah saat peningkatan selera risiko menarik investor untuk memperdagangkan aset berisiko. 

BoE tidak mengubah suku bunga, GBP menguat

Bank of England mengejutkan pasar global pada perdagangan hari Kamis (14/7/2016) dengan keputusan yang tak terduga untuk mempertahankan suku bunga walaupun Brexit mengakibatkan tekanan yang besar. Pasar terus mengkhawatirkan potensi resesi pasca Brexit dan ketidakpastian Brexit mengganggu ekonomi Inggris, namun BoE memilih untuk tidak membuat perubahan. Sempat ada ekspektasi besar bahwa BoE akan memotong suku bunga 0.25 persen demi mengupayakan stabilitas ekonomi, namun keputusan hari ini telah memberi dukungan bagi investor yang bullish terhadap Poundsterling. Sebagian besar Komite Kebijakan Moneter memperkirakan kebijakan akan dilonggarkan di bulan Agustus dan ini membatasi peningkatan Poundsterling.

"Tidak ada yang berubah secara fundamental dan apabila data domestik terus tidak menggembirakan karena efek Brexit, maka pemotongan suku bunga dan intervensi BoE lebih lanjut sangat mungkin terjadi di masa mendatang," ujar Lukman.

Poundsterling maupun Dolar Amerika Serikat (AS) tengah  meningkat menuju 1.346 setelah BoE memutuskan untuk mempertahankan suku bunga, namun dapat kembali melemah setelah investor memahami bahwa pemotongan suku bunga akan terjadi di masa mendatang. "Dari sudut pandang teknikal, breakdown yang tegas di bawah 1.32 dapat membuka jalan menuju 1.28," tutup Lukman.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI