G-20 Telurkan 7 Langkah Konkret Tingkatkan Perdagangan Global

Adhitya Himawan Suara.Com
Sabtu, 16 Juli 2016 | 09:57 WIB
G-20 Telurkan 7 Langkah Konkret Tingkatkan Perdagangan Global
Mendag Thomas Lembong inspeksi harga pangan di Pasar Induk Kramatjati, Jakarta Timur, Jumat (10/6/2016). [Suara.com/Dian Kusumo Hapsari]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Pertemuan Menteri-Menteri Perdagangan G-20 berhasil mengumumkan pernyataan pertama Menteri-Menteri Perdagangan dalam sejarah pertemuan G-20 tingkat Menteri Perdagangan. Para menteri sepakat meningkatkan perdagangan global meski tengah menghadapi kendala lambatnya pemulihan ekonomi global.

Dalam salah satu pernyataan, negara-negara G-20 akan memberikan stimulus berupa 7 langkah aksi konkret yang tertuang dalam G20 Strategy for Global Trade Growth (SGTG). “Para menteri yang membidangi perdagangan di negara-negara anggota G-20 setuju untuk bekerja lebih keras lagi agar dapat mencapai pertumbuhan yang berkelanjutan,” tegas Menteri Perdagagan Republik Indonesia Thomas Trikasih Lembong dalam keterangan resmi, Kamis (14/7/2016).

Mendag Tom menjelaskan, ketujuh langkah tersebut yakni mengurangi biaya perdagangan, memanfaatkan koherensi kebijakan perdagangan dan investasi, mendorong perdagangan jasa, meningkatkan pembiayaan perdagangan, mengembangkan trade outlook index, mendukung pengembangan e-commerce, serta menangani perdagangan dan pembangunan. Para menteri menyampaikan harapan agar ke depan tidak ada lagi langkah pembatasan perdagangan setidaknya hingga 2018.

Selain itu, menargetkan seluruh negara anggota G-20 untuk mengurangi biaya perdagangan yang salah satunya melalui komitmen penyelesaian proses ratifikasi Trade Facilitation Agreement (TFA) WTO pada akhir 2016. Dalam hal ini, Mendag Tom memberikan contoh bahwa langkah yang telah dilakukan Indonesia sudah tepat bagi peningkatan pertumbuhan perdagangan dan investasi, yakni melalui paket reformasi kebijakan ekonomi yang telah berangsung 12 kali dan mulai berdampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi.

G-20 juga akan serius meningkatkan sinergi kebijakan perdagangan dan investasi global dengan menyepakati G-20 Guiding Principles for Global Investment Policy Making sebagai sumbangan historis panduan non-binding tata aturan investasi yang pertama kali disepakati di tingkat internasional. Hal ini, lanjut Tom, diharapkan dapat memberikan kenyamanan kepada investor maupun regulator, serta dapat mendorong koherensi kebijakan perdagangan dan investasi di tingkat nasional, regional, maupun internasional.

Wakil-wakil negara berkembang juga mengedepankan seruan untuk meningkatkan partisipasi UKM dan negara berkembang pada Global Value Chains (GVCs) dengan didukung wakil-wakil organisasi internasional yang juga memandang penting isu tersebut dalam rangka inclusive growth. G-20 disarankan melakukan langkah terkait regulasi, standardisasi, pengurangan biaya perdagangan, dan kemudahan berbisnis.

Mengingat partisipasi negara berkembang dalam GVCs masih pada tingkat low end, beberapa saran juga disampaikan terkait infrastruktur, SDM, dan akses finansial. Dengan dipimpin Mendag Cina Gao Hucheng, para Mendag G-20 menyepakati perlunya capacity building untuk mendorong GVCs yang terkoordinasi dan inklusif mencakup negara berkembang, serta yang meningkatkan kemampuan UKM dalam mengikuti standar internasional dan menjangkau teknologi.

“GVCs merupakan kesempatan bagi kita untuk membongkar proteksionisme dengan memanfaatkan proses impor dan ekspor guna mendapatkan nilai tambah. Sebagai contoh, ekspor minyak sawit Indonesia yang memanfaatkan jaringan GVCs terbukti memberikan manfaat besar bagi pengentasan kemiskinan, serta menyumbang pada pelestarian lingkungan melalui efisiensi pemanfaatan lahan,” ujar Tom.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI