Impor Indonesia di Semester I 2016 Turun 10,86 Persen

Jum'at, 15 Juli 2016 | 11:32 WIB
Impor Indonesia di Semester I 2016 Turun 10,86 Persen
Konferensi pers BPS mengenai pertumbuhan ekonomi Indonesia Kuartal I 2016, di Jakarta, Rabu (4/5/2016). [Suara.com/Dian Kusumo Hapsari]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan bahwa nilai impor Indonesia Juni 2016 mencapai 12,02 miliar Dolar Amerika Serikat (AS) atau naik 7,86 persen apabila dibandingkan Mei 2016. Sebaliknya turun 7,41 persen jika dibandingkan Juni 2015.

"Impor nonmigas Juni 2016 mencapai 10,33 miliar Dolar AS atau naik 9,07 persen jika dibandingkan Mei 2016, namun apabila dibandingkan Juni 2015 turun 0,66 persen," kata Kepala BPS Suryamin dalam keterangan resmi di Jakarta, Jumat (15/7/2016).

Impor migas Juni 2016 mencapai 1,69 miliar Dolar AS atau naik 1,02 persen jika dibandingkan Mei 2016, namun apabila dibandingkan Juni 2015 turun 34,61 persen.

Secara kumulatif nilai impor Januari–Juni 2016 mencapai 65,92 miliar Dolar AS atau turun 10,86 persen dibanding periode yang sama tahun 2015. "Kumulatif nilai impor terdiri dari impor migas 8,61 miliar Dolar AS (turun 34,24 persen) dan nonmigas 57,30 miliar (turun 5,83 persen)," ujar Suryamin.

Peningkatan impor nonmigas terbesar Juni 2016 adalah golongan mesin dan peralatan listrik 289,1 juta Dolar AS (18,06 persen), sedangkan penurunan terbesar adalah golongan pesawat terbang dan bagiannya 95,8 miliar Dolar AS (73,24 persen).

Tiga negara asal barang impor nonmigas terbesar Januari–Juni 2016 adalah Tiongkok dengan nilai 14,96 miliar Dolar AS (26,10 persen), Jepang 6,27 miliar Dolar AS (10,93 persen), dan Thailand 4,51 miliar Dolar AS (7,88 persen). Impor nonmigas dari ASEAN mencapai pangsa pasar 22,00 persen, sementara dari Uni Eropa 9,39 persen.

"Nilai impor golongan bahan baku/penolong dan barang modal selama Januari–Juni 2016 mengalami penurunan dibanding periode yang sama tahun sebelumnya masing-masing sebesar 12,23 persen dan 15,31 persen. Sebaliknya impor golongan barang konsumsi meningkat 13,57 persen," tutup Suryamin.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI