Suara.com - Tahu dong, pepatah sedikit demi sedikit lama-lama menjadi bukit? Pepatah ini seperti nggak ada matinya, karena selalu relevan di tiap masa.
Di Jawa Timur, sepasang suami-istri Dimyati dan Lina Latifah beli sepeda motor tunai dengan uang receh gopekan seberat 75 kilogram! Di Cina, bahkan seorang lelaki bermarga Gan beli mobil dengan duit logam seberat 4 ton!
Mereka menabung uang kecil itu sedikit demi sedikit sampai akhirnya cukup untuk memenuhi impian. Jadi, keliru kalau menganggap uang receh nggak ada manfaatnya.
Bahkan manfaat uang receh buesaar melebihi yang bisa dibayangkan orang. Contohnya ya seperti yang disebutkan di atas. Pastinya gak kebayang kan, bisa beli kendaraan dengan tabungan duit receh?
Mereka yang nabung duit receh itu mungkin sebelumnya diremehkan. “Nabung kok recehan, mau sampai kapan?”
Intinya bukanlah sampai kapan nabungnya. Tapi tekad untuk nabung, itulah yang penting. Tidak sedikit orang yang sekali nabung jutaan rupiah. Tapi selang beberapa hari duit itu habis kesedot buat bayar utang.
Jadi, jangan malu menabung uang receh. Selain bisa untuk membeli barang yang diimpikan, manfaat uang receh yang ditabung beraneka rupa dalam soal mengelola keuangan. Berikut ini dua di antaranya:
1. Belajar memandang penting hal remeh-temeh
Sesuatu yang remeh-temeh alias sepele buat seseorang mungkin sangat berharga buat orang lain. Lihat para juru parkir. Mereka mungkin lebih bisa menghargai duit receh ketimbang kita. Soalnya, mereka terbiasa menerima duit itu sebagai pemasukan tiap hari. Sedangkan kita mungkin menyisihkan kepingan logam itu begitu saja.
Bahkan yang jatuh di jalan pun dibiarkan. Padahal, meski nilainya kecil, uang receh tetaplah duit. Coba beli hape seharga Rp2 juta. Kalau hanya bawa duit Rp1.999.900, apa bisa dibawa pulang itu barang? Wong duitnya kurang seratus rupiah.
Ini bakal sangat berguna kalau kita jadi pebisnis. Keuntungan dalam berdagang sekecil apa pun harus dikejar. Itu sebabnya, jangan heran ibu-ibu pedagang di pasar ngotot jual bawang Rp1.000 meski kita nawar Rp900.
2. Punya tabungan tak terduga
Di pikiran banyak orang, yang namanya nabung itu pasti di bank. Dan jumlahnya mesti banyak sekaligus. Ini beda kalau kita nabung recehan. Nggak perlu ke bank buat ngumpulin recehan. Sediakan bekas wadah biskuit di rumah juga cukup.
Sekali ada duit recehan, cemplungin deh. Kalau bisa, dicatat berapa recehan yang ditabung. Kebiasaan ini bisa mendatangkan “tabungan tak terduga”. Disebut tak terduga karena umumnya kita gak berharap lebih dari tabungan recehan ini. Beda kalau kita nabung di bank, yang biasanya ditargetkan khusus dapat berapa dan untuk apa.
Tahu-tahu udah berat aja itu wadah biskuit. Kalau lagi ada kebutuhan mendesak, bisa dibuka lalu dipakai deh tumpukan uang recehan itu. Bahkan bisa jadi nilai uang itu melebihi nominalnya. Tapi ini berlaku hanya kalau duit logam itu tersimpan lama sampai menjadi barang bersejarah yang diburu kolektor.
Bukan rahasia lagi kalau benda koleksi bisa berharga mahal. Nah, siapa tahu duit logam yang kita kumpulkan bisa dinilai lebih oleh kolektor. Gimana? Dari hal kecil menabung recehan ini, kita bisa mendapat dampak yang besar kan?
Sekarang kembali kepada kita. Mau ngikutin langkah Pak Dimyati dan istrinya? Atau tetap nyingkirin recehan dari pandangan mata?
Baca juga artikel Duitpintar lainnya:
Jangan Remehkan Uang Receh Ini 5 Alasan Kamu Gak Boleh Ngeremehin Uang Receh
Umur 20 Tahun atau Masih Kepala 2 Jangan Remehin 10 Nasihat Keuangan dari Masa Depan Ini
Moms Wajib Baca Tips Penting Pendidikan Keuangan Anak
Published by Duitpintar.com |