Ini bakal sangat berguna kalau kita jadi pebisnis. Keuntungan dalam berdagang sekecil apa pun harus dikejar. Itu sebabnya, jangan heran ibu-ibu pedagang di pasar ngotot jual bawang Rp1.000 meski kita nawar Rp900.
2. Punya tabungan tak terduga
Di pikiran banyak orang, yang namanya nabung itu pasti di bank. Dan jumlahnya mesti banyak sekaligus. Ini beda kalau kita nabung recehan. Nggak perlu ke bank buat ngumpulin recehan. Sediakan bekas wadah biskuit di rumah juga cukup.
Sekali ada duit recehan, cemplungin deh. Kalau bisa, dicatat berapa recehan yang ditabung. Kebiasaan ini bisa mendatangkan “tabungan tak terduga”. Disebut tak terduga karena umumnya kita gak berharap lebih dari tabungan recehan ini. Beda kalau kita nabung di bank, yang biasanya ditargetkan khusus dapat berapa dan untuk apa.
Tahu-tahu udah berat aja itu wadah biskuit. Kalau lagi ada kebutuhan mendesak, bisa dibuka lalu dipakai deh tumpukan uang recehan itu. Bahkan bisa jadi nilai uang itu melebihi nominalnya. Tapi ini berlaku hanya kalau duit logam itu tersimpan lama sampai menjadi barang bersejarah yang diburu kolektor.
Bukan rahasia lagi kalau benda koleksi bisa berharga mahal. Nah, siapa tahu duit logam yang kita kumpulkan bisa dinilai lebih oleh kolektor. Gimana? Dari hal kecil menabung recehan ini, kita bisa mendapat dampak yang besar kan?
Sekarang kembali kepada kita. Mau ngikutin langkah Pak Dimyati dan istrinya? Atau tetap nyingkirin recehan dari pandangan mata?
Baca juga artikel Duitpintar lainnya:
Jangan Remehkan Uang Receh Ini 5 Alasan Kamu Gak Boleh Ngeremehin Uang Receh
Umur 20 Tahun atau Masih Kepala 2 Jangan Remehin 10 Nasihat Keuangan dari Masa Depan Ini