Suara.com - PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN) menargetkan pertumbuhan pendapatan sekitar 15 persen dengan pertumbuhan laba mencapai 18 persen. Target dobel digit ini tidak didukung dengan ekspansi yang masif dan belanja modal besar.
Penjelasan tersebut tertuang dalam keterangan resmi Managing Partner PT Investa Saran Mandiri Kiswoyo Adi Joe, Senin (11/7/2016).
Tjiu Thomas Efendy, Presiden CPIN, mengatakan, pihaknya memang tidak banyak melakukan ekspansi pada tahun ini. Ekspansi perseroan hanya pada divisi food dengan meluncurkan produk baru minu-man. CPIN belum menganggarkan ekspansi pembangunan pabrik atau pun penambahan gerai Prima Fresh Mart. Untuk mengembangan pasar produk minuman, CPIN menggunakan jaringan distribusi Prima Fresh Mart.
"Ini merupakan langkah efisiensi. Apalagi CPIN telah memiliki sekitar 270 gerai yang tersebar di wilayah Jabodetabek dan Surabaya. CPIN menargetkan segmenbeverages akan berkontribusi sekitar 3 persen terhadap pendapatan dalam tiga tahun ke depan," kata Tiju.
Sementara itu, PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) memiliki sisa alokasi dana pembelian kembali alias buyback saham masih besar. Dana yang tersisa masih sekitar Rp 1,1 triliun.
"Padahal, perusahaan menyiapkan dana buyback sebesar Rp1,19 triliun untuk mengerek harga sahamnya yang sebelumnya terus merosot," kata kiswoyo.
Artinya, hingga saat ini dana yang terpakai baru sekitar Rp90 miliar, atau terserap 7,5 persen dari total anggaran yang disiapkan. Berdasarkan keterangan resmi ITMG, buyback dilakukan pertama kali pada 27 Mei lalu. Sementara, transaksi terakhir dilakukan pada 28 Juni 2016. Rata-rata har-ga buyback berada pada kisaran Rp8.620 per saham.
"Transaksi tertinggi dilakukan pada 17 Juni. Saat itu, perseroan melakukan buyback atas 2 juta saham dengan harga Rp8.521 per saham," tutup Kiswoyo.