Mendag Yakin Inflasi Bulan Ramadan Terkendali, Kenapa Bisa?

Jum'at, 01 Juli 2016 | 14:16 WIB
Mendag Yakin Inflasi Bulan Ramadan Terkendali, Kenapa Bisa?
Mendag Thomas Lembong inspeksi harga pangan di Pasar Induk Kramatjati, Jakarta Timur, Jumat (10/6/2016). [Suara.com/Dian Kusumo Hapsari]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Menteri Perdagangan Thomas Trikasi Lembong yakin tingkat inflasi selama bulan Ramadan 2016 terkendali. Pasalnya, pemerintah sudah melakukan berbagai upaya untuk menekannya.

“Misalnya kan ada Tim Pengendalian Inflasi daerah atau TPID. Mereka itu sangat giat mengotrol ke bawah. Dan itu jelas punya pengaruh ke pedagang-pedagang . pedagang jadi mikir kalau mau menaikkan harga,” kata Lembong saat ditemui di kantor Ditjen Pajak, Gatot Subroto, Jakarta Selatan, Jumat (1/7/2016).

Kedua, kata Lembong, pemerintah mensosialisasikan revolusi mental, salah satunya dengan cara memangkas rantai pasokan yang terlalu panjang secara bertahap. Hal ini diharapkan dapat memangkas ongkos pasokan agar harga lebih efesien.

“Pemerintah saat ini sangat fokus untuk melakukan efisiensi dari segala aspek diperekonomian. Dari mulai angkutan jangan sampai macet, pergudangan, pasar rakyat supaya tidak becek, supaya semua distribusinya lancar,” katanya.

Bank Indonesia (menyatakan inflasi pada bulan Mei tetap terkendali dan diperkirakan akan berada pada kisaran sasaran inflasi 2016. Inflasi pada Mei 2016 tercatat sebesar 0,24 persen (mtm) atau 3,33 persen (yoy), relatif lebih rendah dibandingkan rata-rata inflasi menjelang bulan Ramadan dalam lima tahun terakhir.

"Inflasi terutama bersumber dari komponen bahan makanan bergejolak (volatile foods) dan komponen barang yang diatur pemerintah (administered prices)," kata Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Tirta Segara.

Inflasi komponen volatile foods terutama bersumber dari peningkatan harga beberapa komoditas pangan, akibat meningkatnya permintaan menjelang bulan Ramadan. Sementara itu, inflasi administered prices terutama didorong oleh kenaikan tarif angkutan udara.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI