Kunjungan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Franky Sibarani ke tiga kota utama di Amerika Serikat dilakukan selain untuk memasarkan potensi investasi yang baru juga dilakukan untuk memonitor perkembangan rencana investasi beberapa perusahaan AS di Indonesia. Salah satunya adalah perusahaan rel kereta api AS yang termasuk dalam business deals yang disaksikan Presiden Jokowi pada bulan Oktober 2015, perusahaan ternama di bidang transportasi AS tersebut menyampaikan minatnya untuk mengembangkan fasilitas produksi lokomotif Indonesia dalam jangka 5-10 tahun mendatang.
Franky Sibarani menyampaikan bahwa pertemua yang dilakukan oleh perusahaan merupakan sinyal yang positif terhadap rencana strategis perusahaan terhadap operasionalnya di Indonesia. ”Pekan lalu mereka menandatangani kerjasama terkait pemeliharaan 150 lokomotif dengan BUMN kereta api di Indonesia, ke depan mereka akan mengembangkan locomotive service center serta fasilitas produksi lokomotif,” ujarnya dalam keterangan resmi kepada media, Jum’at (1/7/2016).
Menurut Franky, kerjasama perusahaan rel kereta AS dengan BUMN kereta api di Indonesia tersebut tentu positif dalam upaya untuk meningkatkan investasi dari Amerika Serikat. ”Masuknya investor sejalan dengan upaya pemerintah mengembangkan berbagai sarana transportasi termasuk kereta api,” lanjutnya.
Franky menilai ketersediaan rel kereta api sebagai sarana infrastruktur transportasi akan berdampak positif pada sektor-sektor investasi lainnya. ”Dampaknya sangat signifikan karena ini akan membantu kelancaran arus barang dan penumpang di daerah-daerah yang dilewati oleh jalur kereta api tersebut,” sebutnya.
Rencana investasi tersebut disampaikan dalam pertemuan dengan perusahaan pada hari Rabu tanggal 29 Juni 2016 di Chicago, Amerika Serikat. Selain bertemu dengan perusahaan rel kereta api AS tersebut, Kepala BKPM juga menjadi pembicara utama dalam business forum yang diselenggarakan pada tanggal 29 Juni 2016 atas kerjasama BKPM, IIPC New York dan KJRI Chicago.
Kegiatan tersebut dihadiri oleh sekitar 25 peserta yang terdiri dari perusahaan di bidang farmasi, pertambangan, produk rumah tangga, transportasi, ketenagalistrikan dan asosiasi bisnis. Pada kesempatan tersebut Kepala BKPM menyampaikan presentasi terkait kebijakan pemerintah dalam rangka mendorong investasi yang terdiri dari pembangunan infrastruktur yang masif dan kebijakan deregulasi untuk kemudahan investasi.
Hari ini, Jumat (1/7/2016), Kepala BKPM dijadwalkan untuk bertemu dengan American Indonesia Chamber of Commerce di New York yang rencananya dihadiri oleh 40 partisipan terdiri dari perwakilan perusahaan-perusahaan private equity dan jasa keuangan, asosiasi bisnis, lembaga think tank serta media.
Amerika Serikat tergolong negara prioritas pemasaran investasi, dari data yang dimiliki oleh BKPM pada tahun 2015, nilai realisasi investasi AS mencapai 893 juta Dolar Amerika Serikat (AS) terdiri dari 261 proyek dengan didominasi oleh sektor-sektor pertambangan. Dari sisi komitmen, tercatat masuknya komitmen 4,8 miliar Dolar AS terdiri dari 76 proyek.
Untuk diketahui, BKPM pada tahun 2016 menargetkan capaian realisasi investasi bisa tumbuh 14,4% dari target tahun 2015 atau mencapai Rp 594,8 triliun. Realisasi ini dikontribusi dari PMA sebesar Rp 386,4 triliun atau naik 12,6% dari target PMA tahun lalu, serta dari PMDN sebesar Rp 208,4 triliun naik 18,4% dari target PMDN tahun lalu. Untuk mencapai target tersebut, BKPM pada menetapkan 10 negara prioritas termasuk di antaranya Amerika Serikat, Australia, Singapura, Jepang, Korea Selatan, Taiwan, RRT, Timur Tengah, Malaysia, dan Inggris.