Suara.com - Kurs dolar AS menguat terhadap pound sterling untuk pertama kalinya dalam tiga hari terakhir pada Kamis (30/6/2016) atau Jumat pagi WIB, karena bank sentral Inggris, Bank of England (BoE), mengisyaratkan pelonggaran moneter musim panas ini.
Gubernur BOE Mark Carney mengatakan pada Kamis bahwa bank sentral mungkin perlu untuk melonggarkan kebijakan moneternya dalam beberapa bulan guna membatasi dampak dari keputusan Inggris meninggalkan Uni Eropa pada Jumat lalu (24/6).
Pound sterling telah jatuh 11 persen sejak keputusan Brexit, tingkat terendah dalam 31 tahun terakhir. Analis mengatakan meskipun kemerosotan menunjukkan kurangnya kepercayaan terhadap prospek ekonomi Inggris, mata uang lemah dapat membantu meredam dampak Brexit.
Di sisi ekonomi, pekan keempat bulan Juni, angka pendahuluan untuk klaim pengangguran awal disesuaikan secara musiman mencapai 268.000, meningkat 1.000 dari tingkat direvisi minggu sebelumnya, Departemen Tenaga Kerja AS mengatakan Kamis.
Rata-rata pergerakan empat minggu mencapai 266.750, tidak berubah dari rata-rata direvisi minggu sebelumnya.
Indeks dolar, yang melacak greenback terhadap enam mata uang utama, naik 0,48 persen menjadi 96,233 pada akhir perdagangan Rabu.
Pada akhir perdagangan New York, euro naik menjadi 1,1108 dolar dari 1,1046 dolar pada sesi sebelumnya, dan pound Inggris naik menjadi 1,3430 dolar dari 1,3321 dolar. Dolar Australia naik ke 0,7438 dolar dari 0,7361 dolar.
Dolar dibeli 103,28 yen Jepang, lebih tinggi dari 102,56 yen di sesi sebelumnya. Dolar jatuh ke 0,9784 franc Swiss dari 0,9798 franc Swiss, dan merosot menjadi 1,2977 dolar Kanada dari 1,2980 dolar Kanada. (Antara)
Dolar Menguat Setelah Inggris Akan Longgarkan Moneter
Tomi Tresnady Suara.Com
Jum'at, 01 Juli 2016 | 07:09 WIB
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News
BERITA TERKAIT
Rupiah Loyo! Tembus Rp15.900 per Dolar AS, Calon Menkeu AS Jadi Biang Kerok
26 November 2024 | 10:17 WIB WIBREKOMENDASI
TERKINI