Ketua Umum Asosiasi Pedagang Daging Indonesia (APDI) Asnawi menilai Presiden Joko Widodo salah menerima informasi mengenai harga daging segar sapi di beberapa negara tetangga ASEAN. Sebab menurutnya, harga daging sapi segar di Indonesia dengan negara-negara tetangga justru tak jauh berbeda.
"Yang dibilang Presiden bahwa harga daging sapi di Singapura dan Malaysia dibawah Rp80 ribu per kilogram, itu bukan jenis daging segar sapi. Itu harga daging beku sapi," kata Asnawi saat dihubungi Suara.com, Kamis (30/6/2016).
Sementara untuk harga daging sapi segar di Malaysia dan Singapura, tingkat harganya tidak berselisih besar dengan yang ada di Indonesia. "Sebab daging segar sapi di Malaysia dan Singapura juga banyak mengimpor dari Australia. Indonesia juga banyak mengimpor dari Australia. Karena sumbernya sama, harganya juga tak jauh beda. Harga daging segar sapi di Malaysia itu juga berkisar Rp120 ribu per kilogram. Jadi informasi yang diterima Presiden itu menurut saya tidak betul," ujar Asnawi.
Ia menambahkan, bisa saja harga daging segar sapi di Indonesia turun lebih rendah lagi. Tetapi harus mencari sumber pasokan impor dari negara yang memberikan harga lebih murah. "Misalkan kita impor daging segar sapi dari India, mungkin harganya di pasaran Indonesia akan turun," tutup Asnawi.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo memerintahkan kepada para menterinya untuk menurunkan harga daging sapi hingga di bawah Rp 80.000 per kilogram. Ini dilakukan menjelang hari raya Idul Fitri 1437 Hijriah. Jokowi mengaku kecewa harga daging sapi di Indonesia jauh lebih mahal daripada di negara tetangga.
Menurut Jokowi, harga daging di Singapura dan Malaysia berkisar Rp50 ribu-Rp55 ribu saat sampai di toko dan siap dijual ke konsumen. Namun, di Indonesia, harga daging sapi bisa mencapai Rp 120 ribu sampai dengan Rp130 ribu per kilogram. Bahkan menjelang Lebaran, harga daging sapi bisa meroket naik hingga hargaRp150 ribu per kilogram.