Konsultan properti Colliers International menyatakan kawasan perkantoran di wilayah DKI Jakarta saat ini mengalami pasokan berlebih yang juga mengakibatkan sukarnya pemilik gedung mencari penyewa baru.
"Sekarang ada kecenderungan terjadi situasi 'oversupply' (pasokan berlebih) sehingga 'occupancy' (tingkat hunian) juga diperkirakan akan terus turun hingga 2018," kata Senior Associate Director Research Colliers International Indonesia Ferry Salanto dalam paparan properti di Jakarta, Rabu (29/6/2016).
Menurut Ferry Salanto, kemampuan pasar secara historis untuk menyerap ruang kantor itu terbatas, terlebih mengingat pertumbuhan pasokan area perkantoran adalah sekitar 500-600 ribu meter persegi setiap tahun.
Dia mencontohkan, ruang perkantoran di daerah CBD (sentrabisnis; misalnya di kawasan Jalan Sudirman) sudah mengalami penurunan tingkat hunian yaitu pada akhir 2015 sekitar 90 persen, tetapi saat ini 85 persen saja.
Sekitar 30 gedung perkantoran di CBD sudah menurunkan harga sewa, dan ada tiga gedung baru yang untuk sementara ini tingkat huniannya hanya sekitar 10-25 persen.
Selain itu, ia mengemukakan bahwa ke depannya komposisi kawasan perkantoran antara daerah CBD dengan kawasan non-CBD akan bergeser bila sebelumnya CBD berbanding non-CBD bisa sekitar 70:30 maka ke depannya perbandingannya bisa sebesar 60:40.
Contoh dari area kawasan perkantoran yang berada di luar CBD atau sentrabisnis antara lain di kawasan Jalan Simatupang, Jakarta Selatan.
Sebagaimana diwartakan, aktivitas perusahaan yang bergerak dalam bidang perdagangan dalam jaringan internet atau "e-commerce" semakin menggeliat yang terlihat dalam indikasi banyak yang tertarik menyewakan perkantoran di kawasan Jabodetabek.
"Sektor TI dan telekomunikasi sedang 'booming', banyak mencari ruang perkantoran," kata Direktur Riset Cushman & Wakefield Indonesia (konsultan properti internasional) Arief Rahardjo dalam paparan kajian properti kuartal II-2016 di Jakarta, Kamis (23/6).
Menurut Arief, sejumlah perusahaan "e-commerce" telah ada yang mulai menanyakan mengenai penyewaan ruang kantor, antara lain karena perkantoran dinilai memiliki fasilitas "broadband" internet lebih baik di kantor dibandingkan dengan di daerah perumahan.
Dengan semakin menggeliatnya perusahaan "e-commerce" yang mencari sewa perkantoran, maka di lain pihak pemain lama yang dominan seperti di sektor migas dan pertambangan serta perbankan dan asuransi dinilai sangat berkurang, pada perusahaan migas terutama karena harga minyak global yang terus menurun.
"Menurunnya kinerja migas berdampak kepada koridor perkantoran di TB Simatupang," kata Arief Rahardjo.
Dia menilai bahwa di kawasan Jalan TB Simatupang, pengurangan tingkat sewa area ruang perkantoran sangat terasa karena sebelumnya gedung perkantoran di daerah itu banyak mengandalkan sewa dari usaha sektor migas dan pertambangan.
Sebelumnya, Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat realisasi investasi asing di sektor "e-commerce" khususnya perdagangan melalui pemesanan internet dan portal web pada triwulan pertama 2016 mencapai 5,29 juta dolar AS dengan 24 proyek.
"Januari-Maret 2016 ini realisasinya ada 24 proyek senilai Rp5,29 juta dolar AS dengan penyerapan 1.074 tenaga kerja," kata Direktur Pemberdayaan Usaha BKPM Pratito Soehartoyo dalam dialog investasi di Jakarta, Rabu (25/5). (Antara)