Dampak Brexit Mereda, Dolar Mengalami Koreksi

Esti Utami Suara.Com
Rabu, 29 Juni 2016 | 07:52 WIB
Dampak Brexit Mereda, Dolar Mengalami Koreksi
Ilustrasi Dolar AS. (Antara)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kurs dolar AS jatuh terhadap pound Inggris pada Selasa (28/6/2016) atau Rabu pagi waktu Indonesia barat pertama kalinya melemah, sejak Inggris memilih untuk meninggalkan Uni Eropa. Pengamat menilai ini karena selera investor terhadap aset-aset berisiko pulih dan permintaan greenback berkurang.

Euro dan Sterling mengalami kerugian besar dalam dua sesi sebelumnya, karena hasil dari referendum Inggris pada Jumat (24/6/2016) memicu kekhawatiran besar tentang stabilitas ekonomi Inggris dan kawasan Euro.

Sterling sempat anjlok 11 persen terhadap greenback, level terendah dalam 31 tahun. Yen Jepang melonjak ke tertinggi multi-tahun terhadap beberapa mata uang utama karena statusnya sebagai mata uang "safe haven".

Sterling pulih 0,9 persen terhadap greenback pada akhir perdagangan Selasa, karena para pemimpin Uni Eropa berkumpul di Brussels untuk pertemuan dua hari guna membahas keputusan Inggris untuk meninggalkan blok itu.

Pertemuan tersebut meningkatkan spekulasi bahwa para pembuat kebijakan dapat mengambil langkah-langkah untuk membatasi dampak Brexit terhadap ekonomi.

Dolar AS melemah terhadap sebagian besar mata uang utama pada Selasa. Indeks dolar, yang melacak greenback terhadap enam mata uang utama, turun 0,25 persen menjadi 96,301 pada akhir perdagangan.

Pada akhir perdagangan New York, euro naik menjadi 1,1046 dolar dari 1,1019 dolar pada sesi sebelumnya, dan pound Inggris naik menjadi 1,3321 dolar dari 1,3192 dolar. Dolar Australia naik ke 0,7361 dolar dari 0,7343 dolar.

Dolar dibeli 102,77 yen Jepang, lebih tinggi dari 101,99 yen pada sesi sebelumnya. Dolar naik menjadi 0,9832 franc Swiss dari 0,9776 franc Swiss, dan merosot menjadi 1,3061 dolar Kanada dari 1,3092 dolar Kanada. (Antara)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI