Sentimen Negatif Brexit Masih Menerpa Bursa Saham AS dan Eropa

Adhitya Himawan Suara.Com
Selasa, 28 Juni 2016 | 10:32 WIB
Sentimen Negatif Brexit Masih Menerpa Bursa Saham AS dan Eropa
Suasana perdagangan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di lantai Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Jumat (13/11). [suara.com/Kurniawan Mas'ud]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Senin (27/6/2016) ditutup naik sebesar 1 poin atau 0,03 persen ke level 4.836 setelah bergerak di antara 4.795-4.846. Sebanyak 146 saham naik, 127 saham turun, 98 saham tidak bergerak. Investor bertransaksi Rp1.399 triliun. Di pasar reguler, investor asing membukukan transaksi jual bersih (net sell) Rp350 miliar.

Penjelasan tersebut tertuang dalam keterangan resmi Managing Partner PT Investa Saran Mandiri Kiswoyo Adi Joe, Selasa (28/6/2016).

Pasar saham Amertika Serikat ditutup melanjutkan pelemahannya karna masih di picu sentiment dari hasil referendum yang memutuskan inggris keluar dari Eropa. "Indek S&P melemah 1,8 persen, Dow Jones melemah 1,5 persen, Nasdaq melemah 1,8 persen," kata Kiswoyo.

Pasar saham Eropa ditutup melemah karna investor masih berspekulasi mengenai dampak dari keputusan keluarnya inggris raya dari Uni Eropa dalam referendum. Indeks Stock Europe ditutup melemah 4,1 persen ke level 308,75. Indek sebelumnya anjlok paling dalam sejak 2008 pada hari Jumat menyusul kemenangan kubu Brexit dalam referendum Inggris. FTSE Inggris di tutup turun 2,5 persen, DAx Jerman turun 3 persen, Dan CAC Prancis di tutup melemah 2,9 persen.

Di Indonesia, Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Haryadi Sukamdani mengatakan, secara umum poin-poin Rancangan Undang-Undang Pengampunan Pajak yang disepakati antara Pemerintah dan Komisi XI DPR cukup baik. Namun demikian, Ketua APINDO memperkirakan penerimaan pajak yang akan didapat dari kebijakan tersebut tidak akan mencapai besaran yang ditargetkan pemerintah, walaupun kebijakan tersebut diterapkan hingga tiga bulan pertama di tahun depan.

Ia memperkirakan, pemerintah hanya akan mengantongi penerimaan pajak pal-ing banyak Rp 80 triliun. Sementara pemerintah menargetkan penerimaan pajak dari pengampunan tersebut sebesar Rp 165 triliun. Di sisi lain menurutnya, tarif tebusan yang akan dikenakan juga cukup ideal, termasuk tarif tebusan bagi pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM).

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI