Suara.com - Bank Mayora menegaskan bahwa bunga simpanan deposito masih sulit untuk diturunkan terlalu banyak. Sebab Bank Mayora juga harus menjaga daya saing dengan kelompok bank-bank yang lebih besar dalam menjamin kecukupan likuiditas (pendanaan).
"Kalau kami harus turunkan jadi single digit, saya harus turunkan berapa persen bunga simpanan?," kata Direktur Utama Bank Mayora Irfanto Oeij saat dihubungi Senin (27/6/2016).
Irfanto menegaskan bahwa rata-rata suku bunga deposito Bank BUKU I (kelompok bank dengan modal inti berkisar Rp100 miliar-Rp1 triliun) dan BUKU II (kelompok bank dengan modal inti berkisar Rp1 triliun-Rp5 triliun) memang akan selalu lebih tinggi dibanding suku bunga kelompok bank BUKU III (kelompok bank dengan modal inti berkisar Rp5 triliun-Rp30 triliun) dan BUKU IV (kelompok bank dengan modal inti diatas Rp30 triliun). "Sebab biaya operasional Bank BUKU II akan lebih tinggi dibanding BUKU III dan BUKU IV. Sementara bank-bank bermodal besar itu memiliki layanan bisnis yang jauh lebih lengkap," ujar Irfanto.
Layanan bisnis yang lebih komplet membuat bank-bank besar mempunyai banyak sumber pendapatan untuk menutupi biaya operasional. Hal inilah yang tak dimiliki kelompok bank kecil BUKU I dan BUKU II sehingga harus mengcover biaya operasional lebih besar.
Selain itu, jika Bank Mayora sebagai bank kecil menawarkan bunga deposito dengan selisih bunga yang kecil dengan bank-bank besar, maka para nasabah bank kecil akan kabur dan memindahkan simpanan depositonya ke bank-bank besar. "Padahal sumber dana pihak ketiga (DPK) atau dana simpanan masyarakat bank-bank kecil itu kebanyakan memang deposito," tutup Irfanto.
Hingga Jumat (24/6/2016), rata-rata suku bunga deposito Bank Mayora berkisar 6,75 persen hingga 7,125 persen.