Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Jumat (24/6/2016) ditutup turun sebesar 39 poin atau 0,82 persen ke level 4.834 setelah bergerak di antara 4.754-4.884. Sebanyak 61 saham naik, 227 saham turun, 85 saham tidak bergerak. Investor bertransaksi Rp 7.464 triliun. Di pasar reguler, investor asing membukukan transaksi jual bersih (net sell) Rp 33 miliar.
Penjelasan tersebut tertuang dalam keterangan resmi Managing Partner PT Investa Saran Mandiri Kiswoyo Adi Joe, Senin (27/6/2016).
Pasar saham Amerika Serikat di tutup turun dan Pemerintahan Obama bergegas untuk membantu politik dan ekonomi yang bergolak di Eropa pasca keputusan mengejutkan Inggris untuk meninggalkan Uni Eropa, dengan para pejabat tinggi AS berusaha untuk meredakan ketegangan antara para pemimpin Eropa dan Inggris atas perceraiannya.
"Sebagai partai politik utama di Inggris untuk mengatasi krisis kepemimpinan, Menteri Luar Negeri AS John Kerry mengumumkan rencana untuk mengunjungi Brussels dan London dari Roma, mencoba untuk mengukur suasana di arus bawah pasar serta reaksi antara para pemimpin di perdagangan terbesar di dunia," kata Kiswoyo.
Pasar saham kawasan Eropa di tutup turun karena di pasar keuangan memperpanjang aksi jual yang mendekati level terendah 31 tahun dan saham di luar Jepang geser dengan komoditas sebagai dampak dari suara U.K. untuk keluar dari Uni Eropa memicu kecemasan di kalangan investor di seluruh dunia. Kekalahan di aset berisiko mengambil di tinggalkan, dengan sterling tenggelam di luar1,35 Dolar AS karena investor menghadapi bulan ketidakpastian atas masa depan Inggris di tengah gejolak dalam dua partai politik besar dan Skotlandia mengagitasi lagi untuk kemerdekaan.
Adapun di Indonesia, Menteri Keuangan Bambang Brojonegoro mengatakan langkah masyarakat Inggris yang memilih untuk keluar dari Uni Eropa (Brexit) tidak berdampak serius kepada ekonomi Indonesia
secara keseluruhan. Hasil referendum yang mengejutkan publik Eropa tersebut sedikit diluar perkiraan pelaku pasar keuangan global, sehingga bisa menimbulkan gejolak pada bursa saham di seluruh dunia, termasuk Indonesia.
"Dalam beberapa hari ke depan mungkin nilai tukar, IHSG maupun surat utang negara kita agak mengalami tekanan, tapi ini adalah gejala sementara sampai pasar keuangan dunia menemukan keseimbangan baru, dalam jangka waktu dekat, investor akan menempatkan dananya di negara yang relatif aman dari gejolak global seperti Amerika Serikat maupun Jepang," tutup Kiswoyo.