Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Rabu (22/6/2016) ditutup naik sebesar 18 poin atau 0,37% ke level 4.896 setelah bergerak di antara 4.876-4.899. Sebanyak 154 saham naik, 132 saham turun, 99 saham tidak bergerak. Investor bertransaksi Rp6.447 triliun. Di pasar reguler, investor asing membukukan transaksi beli bersih (net buy) Rp 361 miliar.
Penjelasan tersebut tertuang dalam keterangan resmi Managing Partner PT Investa Saran Mandiri Kiswoyo Adi Joe, Kamis (23/6/2016).
"IHSG berhasil menguat 18 point membentuk candle dengan body naik dan shadow diatas pendek indikasi kekuatan naik. IHSG test resistance level 4900 sampai 4940 dan support di level 4863 sampai 4850, penguatan mulai tembatas," kata Kiswoyo.
Pasar saham Amerika Serikat ditutup melemah menjelang referendum keanggotaan Inggris di dalam Uni Eropa. Indikator kegugupan pasar, VIX, menanjak ke level tertinggi dalam lebih dari 4 bulan sehari sebelum referendum Uni Eropa. Indeks VIX mengukur volatilitas perdagangan indeks S&P 500 dalam 30 hari mendatang dan dianggap sebagai tolak ukur utama kegugupan pasar. Pada hari Rabu (22/6/2016), indeks VIX di-tutup naik 14,6 persen ke level 21.2, level tertinggi sejak tanggal 18 Februari. Lonjakan ini juga melampaui level 20 yang menjadi level rata-rata jangka panjangnya. Pelaku pasar memaknai lompatan ini sebagai peingkatan kecemasan pasar sehari sebelum referendum dan ekspektasi adanya potensi gejolak dalam perdagangan indeks AS pada musim panas ini.
"Dow Jones ditutup melemah 0.28 persen, Nasdaq turun 0.20 persen dan S&P Indek turun 0.17 persen," ujar Kiswoyo.
Pasar saham kawasan Eropa ditutup menguat seiring keyakinan investor Inggris akan memilih untuk bertahan dalam Uni Eropa saat referendum. Kenaikan dipimpin oleh saham-saham sektor financial yang dinilai akan mendapatkan dampak terbesar dari hasil referendum.
"FTSE di Inggris ditutup menguat 0.56 persen, DAX Jerman naik 0.55 persen dan CAC Prancis naik 0.29 persen," tutur Kiswoyo.
Pemerintah dan Badan Anggaran (Banggar) DPR, kembali menyepakati poin-poin krusial dalam RAPBNP 2016. Misalnya, target penerimaan negara adalah sebesar Rp1.786,2 triliun. Memang, angka tersebut lebih rendah sekitar Rp35,8 triliun dari target penerimaan APBN 2016. Namun jumlah itu naik sekitar Rp51,7 triliun dari usulan awal RAPBNP 2016 yang diajukan pemerintah senilai Rp1.734,5 triliun.
Kesepakatan lain, target belanja negara sebesar Rp2.082,9 triliun. Jumlah itu naik Rp35,1 triliun dari usulan awal RAPBNP 2016. Jika dibandingkan dengan target belanja APBN 2016, jumlah itu turun Rp12,17 triliun. "Ada dua sumber yang menjadi sandaran penopang tambahan pendapatan tersebut. Yakni, penerapan pengampunan pajak tax amnesty," tutup Kiswoyo.