Sementara anggota Dewan Sertifikasi Akuntan Profesional Ikatan Akuntan Indonesia (DSAP IAI), Setio Anggoro Dewo mengatakan, akuntan profesional hari ini selain harus memiliki kompetensi inti, juga harus dibekali dengan berbagai skill lainnya.
“Perkembangan model bisnis yang makin kompleks di era globalisasi, harus diimbangi dengan penguasaanskill seperti teknik komunikasi dan networking, teknologi informasi, database, teknik negosiasi, skillpresentasi, hingga kemampuan data analytic dan leadership,” terangnya.
Setio yang juga CFO Trakindo Utama itu melihat, akuntan sebagai CFO saat ini sudah harus terbiasa dengan customer experience dan data analytic dalam rangka memastikan peningkatan revenue. Karena itu, ia mengharapkan perguruan tinggi sebagai penyedia calon akuntan profesional, bisa menjadikan kebutuhan itu dalam penyusunan kurikulum pengajarannya.
“Model bisnis di era revolusi digital sudah jauh berubah. Akuntan profesional harus mempersiapkan diri dan perguruan tinggi sebagai fondasi harus menyesuaikan dengan kebutuhan yang ada,” ujarnya.
Workshop ini diselenggarakan Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) dengan dukungan Bank Dunia dan Institute of Chartered Accountants in England and Wales (ICAEW). Workshop ini bertujuan untuk sinkronisasi silabus pengajaran S-1 Akuntansi dan mempermudah transfer knowledge agar mampu menjembatani mahasiswa akuntansi menjadi akuntan profesional melalui sertifikasi CA. Dalam kesempatan itu, IAI juga menyelenggarakan yudisium terhadap lulusan ujian sertifikasiCA periode I dan II tahun 2016. Workshop ini diikuti oleh para kepala program studi akuntansi lebih dari 100 perguruan tinggi di seluruh Indonesia.