Bank Indonesia menyatakan neraca perdagangan Indonesia kembali mencatat surplus pada bulan Mei 2016, terutama didukung oleh surplus perdagangan nonmigas. Surplus neraca perdagangan tercatat sebesar 0,38 miliar dolar Amerika Serikat (AS), lebih rendah dari surplus pada bulan sebelumnya yang sebesar 0,66 miliar dolar AS. Surplus yang lebih rendah tersebut didorong oleh menurunnya surplus perdagangan nonmigas dan meningkatnya defisit migas.
"Neraca perdagangan nonmigas pada Mei 2016 mencatat surplus sebesar 1,09 miliar dolar AS, lebih rendah dibandingkan dengan surplus pada April 2016 yang sebesar 1,13 miliar dolar AS," kata Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Tirta Segara dalam keterangan resmi, Rabu (15/6/2016).
Menurunnya surplus neraca perdagangan nonmigas tersebut dipengaruhi oleh meningkatnya impor nonmigas (0,2 persen, mtm) dan menurunnya ekspor nonmigas (0,3 persen, mtm). Peningkatan impor nonmigas didorong oleh peningkatan impor plastik dan barang dari plastik, serealia, gula dan kembang gula, biji-bijian berminyak, serta kapal terbang dan bagiannya. Sementara itu, penurunan ekspor nonmigas terutama disebabkan oleh turunnya ekspor lemak dan minyak nabati, mesin/peralatan listrik, mesin/pesawat mekanik, produk kimia, dan timah.
Di sisi migas, defisit neraca perdagangan migas meningkat dari 0,47 miliar dolar AS di April 2016 menjadi 0,71 miliar dolar AS pada Mei 2016. Peningkatan defisit tersebut dipengaruhi oleh kenaikan impor migas sebesar 22,5% (mtm), khususnya impor minyak mentah, yang jauh lebih besar dari peningkatan ekspor migas sebesar 7,4 persen (mtm).
Ke depan, kinerja neraca perdagangan diperkirakan akan tetap positif dalam mendukung transaksi berjalan pada level yang berkesinambungan.
"Bank Indonesia akan terus mencermati perkembangan ekonomi global dan domestik yang dapat memengaruhi kinerja neraca perdagangan serta mengupayakan agar kegiatan ekonomi domestik terus berjalan dengan baik," tutup Tirta.