Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan bahwa nilai ekspor Indonesia di bulan Mei 2016 mencapai 11,51 miliar Dolar Amerika Serikat (AS) atau meningkat 0,31 persen dibanding ekspor April 2016. Sementara dibanding Mei 2015, ekspor Indonesia justru menurun 9,75 persen.
"Ekspor nonmigas Mei 2016 mencapai 10,55 miliar Dolar AS, turun 0,29 persen dibanding April 2016, demikian juga dibanding ekspor Mei 2015 turun 7,12 persen," kata Kepala BPS Suryamin dalam keterangan resmi di Jakarta, Rabu (15/6/2016).
Sementara, secara kumulatif nilai ekspor Indonesia Januari-Mei 2016 mencapai 56,59 miliar Dolar AS atau menurun 12,82 persen dibanding periode yang sama tahun 2015. Demikian juga ekspor nonmigas mencapai 51,28 miliar Dolar AS atau menurun 9,01 persen.
"Peningkatan terbesar ekspor nonmigas Mei 2016 terhadap April 2016 terjadi pada benda-benda dari besi dan baja sebesar 74,2 juta Dolar AS (62,59 persen), sedangkan penurunan terbesar terjadi pada mesin-mesin/pesawat mekanik sebesar 87,0 juta Dolar AS (17,56 persen)," ujar Suryamin.
Ekspor nonmigas ke Amerika Serikat Mei 2016 mencapai angka terbesar yaitu 1,28 miliar Dolar AS, disusul Jepang 1,00 miliar Dolar AS dan Cina 0,98 miliar Dolar AS, dengan kontribusi ketiganya mencapai 30,95 persen. Sementara ekspor ke Uni Eropa (27 negara) sebesar 1,20 miliar Dolar AS.
Menurut sektor, ekspor nonmigas hasil industri pengolahan Januari-Mei 2016 turun 5,35 persen dibanding periode yang sama tahun 2015, dan ekspor hasil tambang dan lainnya turun 26,91 persen, demikian juga ekspor hasil pertanian turun 19,25 persen.
Menurut provinsi asal barang, ekspor Indonesia terbesar pada Januari-Mei 2016 berasal dari Jawa Barat dengan nilai 10,25 miliar Dolar AS (18,11 persen), diikuti Jawa Timur 8,17 miliar Dolar AS (14,44 persen) dan Kalimantan Timur 5,49 miliar Dolar AS (9,71 persen).