Bursa Saham AS dan Eropa Masih Dibayangi Kekhawatiran Brexit

Adhitya Himawan Suara.Com
Rabu, 15 Juni 2016 | 10:09 WIB
Bursa Saham AS dan Eropa Masih Dibayangi Kekhawatiran Brexit
Bursa saham Wall Street di New York, Amerika Serikat [Shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada Selasa (14/6/2016) ditutup naik sebesar 14 poin atau 0,30 persen ke level 4.821 setelah bergerak di antara 4.833 - 4.792. Sebanyak 117 saham naik, 174 saham turun, 82 saham tidak bergerak. Investor bertransaksi Rp 5.947 triliun. Di pasar reguler, investor asing membukukan transaksi jual bersih (net sell) Rp 227 miliar.

Penjelasan tersebut tertuang dalam keterangan resmi Managing Partner PT Investa Saran Mandiri Kiswoyo Adi Joe, Rabu (10/6/2016).

Sementara pasar saham Amerika Serikat ditutup mix seiring The Fed memulai pertemuan dua harinya untuk membahas mengenai kesehatan perekonomian AS dan kebijakan suku bunga AS. Di sisi lain, investor juga mencemaskan kondisi di Eropa terkait Brexit. Departemen Perdagangan AS melaporkan penjualan ritel bulan Mei naik 0,5 persen dipimpin penjualan online dan tempat pengisian bahan bakar. Ekonom yang disurvei Wall Street Journal sebelumnya memperkirakan kenaikan sebesar 0,3 persen dari bulan sebe-lumnya. Penjualan ritel inti yang tidak memasukkan sektor otomotif dalam perhi-tungan naik 0,4 persen di bulan Mei, setelah naik 0,8 persen di bulan sebelumnya. Dow Jones ditutup turun 0.32 persen, Nasdaq menguat 0.05 persen dan S&P Indek turun 0.18 persen.

Pasar saham kawasan Eropa kembali ditutup turun signifikan seiring meningkatnya kekhawatiran terhadap Brexit. Para investor saat ini lebih cenderung memburu aset safe haven dengan membeli obligasi pemerintah, yang berhasil membuat yield obligasi patokan Jerman ke wilayah negatif untuk pertama kalinya. Sementara itu, Eurostat melaporkan produksi industri zona euro naik 1,1 persen di bulan April dari bulan Maret, dan naik 2,0 persen dari April 2015. Kenaikan di bulan April tersebut lebih tinggi dari hasil survei Wall Street Journal terhadap beberapa ekonom yang memperkirakan kenaikan 0,6 persen. FTSE di Inggris ditutup turun 2.01 persen, DAX Jerman turun 1.43 persen dan CAC Perancis turun 2.29 persen.

Badan Koordinasi dan Penanaman Modal (BKPM) menargetkan realisasi investasi tahun depan sebesar Rp 631,5 triliun. Angka tersebut naik 6,3 persen dari target realisasi tahun ini yang sebesar Rp 594 triliun. Kepala BKPM mengatakan, untuk mencapai tar-get tersebut ada beberapa upaya yang dilakukan oleh BKPM. Antara lain pengembangan sistem pelayanan penanaman modal secara online, penambahan sarana dan prasarana pendukung PTSP Pusat, dan pembuatan peta potensi investasi untuk mengembangkan investasi di sektorsektor strategis. Selain itu, BKPM juga akan melakukan penayangan iklan yang isinya informasi penyampaian laporan penanaman modal bagi perusahaan serta kegiatan branding informasi sebagai tujuan investasi.

"Langkah-langkah yang akan dijalankan dalam rangka peningkatan investasi di an-taranya adalah peningkatan pelayanan perizinan investasi seperti izin investasi tiga jam, Kemudahan Investasi Langsung Konstruksi (KLIK) dan percepatan jalur hijau," tutup Kiswoyo.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI