Forextime: Saham global Dalam Posisi Rentan karena Isu Brexit

Adhitya Himawan Suara.Com
Selasa, 14 Juni 2016 | 13:28 WIB
Forextime: Saham global Dalam Posisi Rentan karena Isu Brexit
Suasana perdagangan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di lantai Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta. [suara.com/Kurniawan Mas'ud]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Lukman Otunuga, Research Analyst Forextime menyatakan bahwa sentimen tentang ekonomi Indonesia membaik pada awal Juni ini setelah Bank Indonesia mengeluarkan proyeksi positif tentang ekonomi Indonesia dengan pertumbuhan 5,2 persen - 5,6 persen di tahun 2017. Prospek pertumbuhan ekonomi ini kemungkinan didukung oleh investasi dan stimulus ekonomi sehingga 2017 berpotensi dibuka dengan positif.

"Topik yang terus menggoyang pasar saat ini adalah Brexit. Kegelisahan tentang potensi keluarnya Inggris dari Uni Eropa telah memukul saham global, tak terkecuali di Bursa Efek Indonesia. Sentimen penghindaran risiko tetap tinggi dan IHSG dapat semakin melemah karena investor terus menjauhi aset berisiko," kata Lukman dalam keterangan resmi, Selasa (14/6/2016).

Saham global berada dalam posisi rentan pada perdagangan hari Senin (13/6/2016) karena isu Brexit dan penurunan harga minyak meredam selera risiko investor dan menimbulkan gelombang kegelisahan. Referendum Uni Eropa akan dilaksanakan dua pekan lagi yaitu 23 Juni. Sebagian besar pasar utama tertekan dan dapat semakin melemah karena investor menghindari aset berisiko.

Saham Asia merosot karena data China yang kurang menggembirakan. Sementara itu, peningkatan Yen karena atmosfer penghindaran risiko menyebabkan aksi jual saham Jepang. Pasar Eropa terpukul karena melemahnya saham perbankan dan dapat semakin merosot jika saham pertambangan terus menurun. Walaupun Wall Street tampak kuat dan S&P 500 mencapai level tertinggi 10-bulan, harga dapat melemah dalam periode lebih panjang karena kombinasi antara pupusnya harapan peningkatan suku bunga AS, Brexit, lemahnya harga minyak, dan kekhawatiran seputar ekonomi global menciptakan lingkungan trading yang menghindari risiko.

Peningkatan kekhawatiran menjelang pemilihan suara referendum Uni Eropa pada 23 Juni terus merusak ketertarikan investor terhadap GBP dan aset berisiko lainnya. Volatilitas mencapai level luar biasa dan ketidakpastian pun mendekati puncaknya karena hasil survei tentang Brexit bervariasi sehingga mengakibatkan kebingungan para investor. Kita tidak tahu pasti apa yang akan diputuskan pada 23 Juli, tapi kita tahu pasti bahwa GBP terancam semakin melemah karena ketertarikan investor semakin merosot. Sepertinya sejumlah institusi finansial terdepan akan berupaya keras menimbang pro dan kontra Brexit pekan ini, sehingga volatilitas dapat semakin meningkat dan GBP semakin tertekan.

"GBPUSD sudah sangat terpukul karena wacana Brexit ini dan dapat semakin merosot apabila investor bearish kembali mengadakan aksi jual besar-besaran. Dari sudut pandang teknikal, GBPUSD sangat bearish dan segala tren bearish telah terpenuhi dengan terciptanya level terendah yang lebih rendah dan level tertinggi yang lebih rendah. Harga anjlok menuju 1.4100 dan dapat mencapai 1.400 setelah penutupan arian di bawah 1.4100 tercapai," jelas Lukman.

Harga minyak mentah WTI turun menuju 48.50 Dolar AS pada perdagangan hari Senin (13/6/2016) karena kondisi ekonomi global dan sedikit apresiasi USD memberi motivasi bagi investor bearish untuk menyerang. WTI tetap bearish secara fundamental dan dapat semakin melemah saat topik oversuplai besar-besaran mengalahkan efek bullish dari gangguan produksi jangka pendek dari sejumlah negara pengekspor minyak utama. Karena Iran terus menggenjot produksinya untuk merebut pangsa pasar dan harapan kesepakatan pembekuan produksi OPEC memudar, investor bearish mendapat peluang untuk mengantarkan harga minyak semakin rendah. Dari sudut pandang teknikal, WTI masih sangat tertekan dan apabila terjadi breakdown di bawah 48.50 Dolar AS, maka harga dapat menuju 41.40 Dolar AS.

Emas meningkat luar biasa pada perdagangan hari Senin. Harga bergerak naik menuju 1285 Dolar AS karena isu Brexit dan perlambatan pertumbuhan global menambah gemerlap pesona logam safe haven ini. Lingkungan trading yang saat ini menghindari risiko akan menjadi platform bagi investor bullish untuk mengadakan aksi pembelian besar-besaran. "Sementara itu, semakin kecilnya harapan peningkatan suku bunga Fed di Triwulan 2 akan membuat emas tetap diminati. Emas dapat semakin menguat dan lemahnya Dolar AS akan membuka jalan kembali menuju 1300 Dolar AS dan bahkan lebih tinggi lagi. Dari sudut pandang teknikal, harga berada di bawah 20 SMA harian sedangkan MACD melintas ke atas. Breakout dan penutupan harian di atas 1285 Dolar AS dapat menyebabkan peningkatan lebih lanjut menuju 1300 Dolar AS," tutup Lukman.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI