Minat Investasi dari investor Jepang sangat beragam dan terus meningkat. Kali ini Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menerima minat investasi dari salah satu perusahaan Jepang di bidang desain interior. BKPM mengidentifikasi adanya nilai investasi awal sebesar Rp15 miliar dengan lokasi yang dituju yaitu Bali.
Sebelumnya, Kunjungan Kepala BKPM ke tiga kota yakni Jepang Fukuoka, Nagoya dan Tokyo, berhasil mengidentifikasi beberapa minat investasi, di antaranya sektor kelistrikan dan gas, produsen susu, serta jasa angkutan laut. Kunjungan tersebut merupaka tindak lanjut dari penandatanganan Nota Kesepahaman antara BKPM dengan Bank of Tokyo Mitsubishi Tokyo UFJ (BTMU) yang ditandatangani tahun 2007.
Kepala BKPM Franky Sibarani menyatakan bahwa ada beberapa faktor yang mendorong perusahaan untuk mengembangkan usahanya di Bali. Perusahaan berencana membangun pabrik pengolahan pohon kelapa yang nantinya akan menghasilkan furnitur dan beragam dekorasi rumah. Bali menyediakan banyak pohon kelapa yang dibutuhkan sebagai bahan baku usaha ini.
”Salah satu faktor pendukung, karena potensi pohon kelapa dengan kualitas sangat baik di Bali cukup besar sebagai penghasil bahan baku dari industri perusahaan tersebut. Perusahaan akan mengolah pohon kelapa ini menjadi furnitur dan produk-produk untuk dekorasi rumah lainnya. Untuk tahap awal kami perkirakan minat investasinya bisa mencapai Rp 15 miliar,” jelas Franky dalam keterangan kepada pers, Minggu (12/6/2016).
Franky menambahkan bahwa selain faktor bahan baku yang berkualitas, jarak Bali yang cukup dekat dengan Jakarta dan banyaknya wisatawan Jepang yang tinggal di Bali dalam waktu cukup lama menjadi faktor pendukung lainnya. ”Di Bali cukup banyak wisatawan Jepang yang tinggal di vila-vila dalam waktu cukup lama. Ke depan, perusahaan sedang melihat Surabaya sebagai lokasi proyek lainnya karena memiliki potensi pohon kelapa yang bagus juga,” lanjutnya.
Pejabat Promosi Investasi kantor perwakilan BKPM (IIPC) Tokyo Saribua Siahaan menyatakan kesiapannya untuk memfasilitasi setiap minat investor Jepang yang ingin berinvestasi dan mengembangkan usahanya di Indonesia. “Kantor kami di Tokyo siap memfasilitasi setiap minat investor Jepang yang mau berinvestasi di Indonesia. Setiap proses perizinan akan kami fasilitasi dan kawal setiap proyek,” ujarnya.
Dari data BKPM periode triwulan kedua tahun 2016, realisasi investasi dari Jepang mencapai 1,58 miliar Dolar Amerika Serikat (AS) terdiri dari 427 proyek dan menyerap tenaga kerja sebesar 28.377 orang. Posisi Jepang berada di bawah Singapura yang menduduki peringkat teratas. Setelah Jepang, beberapa negara lainnya adalah Hong Kong (RRC), Republik Rakyat Cina (RRC), dan Belanda.
Sedangkan dari sisi pertumbuhan komitmen investasi, Jepang masuk dalam 10 negara prioritas pemasaran yang pada tahun 2015 naik 40 persne di atas pertumbuhan komitmen investasi PMA yang hanya 29 persen. Posisi Jepang berada di peringkat ketiga dengan pertumbuhan 95 persen mencapai 8,1 miliar Dolar AS. Tren positif juga terjadi di angka realisasi investasi Jepang di Indonesia pada tahun 2015 mengalami peningkatan sebesar 6 persen dibandingkan periode 2014. Realisasi investasi Jepang tercatat sebesar 2,87 miliar Dolar AS, dengan total proyek 2.030 proyek serta menyerap 115.400 tenaga kerja. Kontribusi utama investasi Jepang masih didominasi oleh sektor manufaktur, khususnya sektor otomotif, elektronika dan permesinan, serta sektor kimia dan farmasi.