BKPM: Produsen Susu Jepang akan Pakai Layanan Investasi 3 Jam

Adhitya Himawan Suara.Com
Sabtu, 11 Juni 2016 | 06:19 WIB
BKPM: Produsen Susu Jepang akan Pakai Layanan Investasi 3 Jam
Gedung Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) di Jalan Jenderal Gatot Soebroto, Jakarta Selatan, Selasa (7/6/2016). [Suara.com/Adhitya Himawan]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Salah satu produsen terkemuka Jepang di bidang pengolahan susu dan turunannya menyampaikan minatnya untuk memperluas investasinya di Indonesia. Hal ini disampaikan pimpinan perusahaan tersebut tatkala bertemu Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Franky Sibarani di kantor perwakilan BKPM Tokyo kemarin, Jumat (10/6/2016). Perusahaan tersebut telah mengalokasikan dana sebesar Rp 300 miliar untuk mendukung langkah ekspansi usaha tersebut serta direncanakan akan memanfaatkan layanan investasi tiga jam di PTSP Pusat di kantor BKPM.

Franky Sibarani menyampaikan bahwa Indonesia merupakan salah satu pasar terbesar didukung dengan pertumbuhan kelas menengah yang stabil. ”Produk susu dan turunannya yang diproduksi oleh investor existing tersebut memiiki prospek yang baik, namun memerlukan dukungan logistik yang memadai,” kata Franky usai pertemuan di kantor perwakilan BKPM di Tokyo, kemarin, Jumat (10/6/2016).

Menurut Franky, pihaknya juga mengingatkan ketatnya persaingan produk tersebut di Indonesia, sehingga perusahaan tersebut memerlukan strategi khusus. Dia menjelaskan bahwa perusahaan ini tengah melakukan negosiasi dengan calon mitranya di Indonesia dan diharapkan dalam waktu dekat akan memanfaatkan layanan izin investasi 3 jam di Indonesia.

Hingga 1 Juni 2016, tercatat 59 perusahaan yang telah memanfaatkan layanan investasi tiga jam dan memfasilitasi Rp 137,5 triliun dengan rencana penyerapan tenaga kerja mencapai 44.400 tenaga kerja.

Kepala BKPM dalam kunjungannya ke Tokyo juga menyampaikan presentasi dihadapan lebih dari 500 pengusaha Jepang mengenai berbagai langkah Pemerintah RI untuk memperbaiki iklim investasinya khususnya pasca dikeluarkannya Perpres 44/2016 tentang DNI. “Banyak perusahaan Jepang yang menyambut baik Perpres tersebut yang sebagian diantaranya memang menunggu-nunggu keluarnya Perpres tersebut sebagai bagian dari Paket Kebijakan Ekonomi Jilid X,” jelas Franky.

Dalam kesempatan tersebut, Dubes RI di Jepang Dr Yusron Ihza Mahendra juga menyampaikan sambutan mengenai berbagai perkembangan proyek infrastruktur di Indonesia yang terus dikebut seperti pembangunan jalan tol, pelabuhan laut, pelabuhan udara dan lain-lain yang sebagian dananya menggunakan dana subsidi BBM.

Sementara Direktur Promosi Sektoral Ikmal Lukman yang turut mendampingi Kepala BKPM menjelaskan mengenai insentif dan prosedur pengajuan izin investasi di BKPM melalui PTSP BKPM termasuk kebijakan Pemerintah RI untuk memperbaiki iklim investasi di Indonesia khususnya di bidang logistik.

Kunjungan Kepala BKPM ke tiga kota yakni Jepang Fukuoka, Nagoya dan Tokyo dilakukan sebagai tindak lanjut dari penandatanganan Nota Kesepahaman antara BKPM dengan Bank of Tokyo Mitsubishi Tokyo UFJ (BTMU) yang ditandatangani tahun 2007.

Dari data BKPM periode triwulan kedua tahun 2016, realisasi investasi dari Jepang mencapai 1,58 miliar Dolar Amerika Serikat (AS) terdiri dari 427 proyek dan menyerap tenaga kerja sebesar 28.377 orang. Posisi Jepang berada di bawah Singapura yang menduduki peringkat teratas. Setelah Jepang, beberapa negara lainnya adalah Hong Kong (RRT), RRT, dan Belanda.

Sedangkan dari sisi pertumbuhan komitmen investasi, Jepang masuk dalam 10 negara prioritas pemasaran yang pada tahun 2015 naik 40 persen di atas pertumbuhan komitmen investasi Penanaman Modal Asing (PMA) yang hanya 29 persen. Posisi Jepang berada di peringkat ketiga dengan pertumbuhan 95 persen mencapai 8,1 miliar Dolar AS. Tren positif juga terjadi di angka realisasi investasi Jepang di Indonesia pada tahun 2015 mengalami peningkatan sebesar 6 persen dibandingkan periode 2014. Realisasi investasi Jepang tercatat sebesar 2,87 miliar Dolar AS, dengan total proyek 2.030 proyek serta menyerap 115.400 tenaga kerja. Kontribusi utama investasi Jepang masih didominasi oleh sektor manufaktur, khususnya sektor otomotif, elektronika dan permesinan, serta sektor kimia dan farmasi.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI