Pendapatan Indofood 3 Tahun ke Depan Diprediksi Naik 9 Persen

Adhitya Himawan Suara.Com
Jum'at, 10 Juni 2016 | 08:07 WIB
Pendapatan Indofood 3 Tahun ke Depan Diprediksi Naik 9 Persen
Salah satu pabrik milik PT Indofood Sukses Makmur Tbk. [kemenperin.go.id]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

PT Investa Saran Mandiri memperkirakan pendapatan dan laba bersih PT Indofood Sukses Makmur Tbk untuk 3 tahun ke depan akan terus meningkat. Peningkatannya diprediksi sekitar 9 persen, dengan pendapatan pada tahun 2016 dan 2017 berturut-turut adalah Rp 70 triliun dan Rp 75 triliun.

"Laba per saham (earning per share/EPS) dari emiten berkode INDF tersebut diperkirakan akan meningkat sebanyak 50 persen menjadi Rp 459 rupiah pada tahun 2016. Karena kami memprediksi keuntungan INDF akan naik pesat terbantu oleh kenaikan pesat net profit dari sektor agribisnis Indofood," kata Managing Partner PT Investa Saran Mandiri Kiswoyo Adi Joe dalam keterangan resmi, Kamis (9/6/2016).

INDF membukukan penjualan neto konsolidasi tumbuh 0,7 persen menjadi Rp64,06 triliun dari Rp63,59 triliun pada tahun sebelumnya. Kelompok Usaha Strategis Produk Konsumen Bermerek memberikan kontribusi sekitar 49 persen, kelompok bisnis Bogasari memberikan kontribusi sekitar 24 persen, kelompok bisnis Agribisnis memberikan kontribusi sekitar 19 persen, dan kelompok bisnis distribusi memberikan kontribusi sekitar 8 persen terhadap penjualan neto konsolidasi.

Disisi lain, laba bersih/net income INDF turun menjadi Rp 2,5 triliun dari Rp 3,8 triliun, terutama disebabkan oleh rugi kurs yang belum terealisasi sebagai akibat melemahnya nilai tukar rupiah. Dengan tidak memperhitungkan akun non-recurring dan selisih kurs, core profit dari kinerja operasional maka laba bersihnya INDF turun 9 persen. "Hal ini terjadi karena INDF masih mengimpor seluruh kebutuhan gandumnya untuk unit bisnis ICBP dan unit bisnis Bogasarinya," ujar Kiswoyo.

INDF sebagai perusahaan konsumer terintegrasi telah melengkapi seluruh bisnisnya dari hulu sampai hilir, bahkan juga mengembangkan produk baru seperti masuk ke bisnis air minum dalam kemasan dengan merek Club. Terlihat juga dari group Salim sebagai pemilik Indofood Group telah masuk ke bisnis Roti dengan merek Sari Roti sebagai salah satu pemakai produk gandum selain dari produk mie instant / ICBP. Terlihat dari sini bahwa Group Salim selaku pemilik dan pendiri Indofood Group selalu berusaha berkembang dengan melengkapi seluruh bisnis konsumer yang dimilikinya. Hal itu juga terlihat dimana untuk pasokan gandum dari ICBP dan Roti (perusahaan produsen dan pemilik merek Sari Roti) hanya memakai gandum dari Bogasari, yang masih menjadi bagian dari Group Salim / Indofood Group.

Bahkan dalam RUPS di bulan ini, management INDF berencana untuk ekspansi dengan membangun pabrik baru di luar negeri, sehingga INDF tidak hanya kelak menguasai pasar dalam negeri tetapi juga
terlihat ingin menguasai pangsa pasar mie instant di dunia.

"Pada proyeksi riset kami kali ini proyeksi EPS growth INDF hanya 15 persen. Pertumbuhan rata rata EPS selama 5 tahun terakhir sekitar 5 persen. Kami memprediksi PE tertinggi INDF tahun ini ada di level 16. Dengan harga wajar saham INDF sebesar Rp 8600 rupiah dan harga saat ini adalah 7.200 rupiah. Maka terdapat selisih keuntungan sebesar 16,96 persen. Saat ini kami sudah menyarankan untuk membeli saham INDF pada harga di bawah level Rp 7.000 karena harganya akan memberikan keuntungan sekitar 18% dari harga wajar," tutup Kiswoyo.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI