Perusahaan Jepang yang bergerak dibidang usaha Lensa dan Kamera, X-Ray, CT Scan, dan punya peralatan khusus, berencana mengembangkan usaha di Indonesia. Saat ini, perusahaan telah memiliki izin importer dan distributor. Setelah melihat perkembangan yang cukup baik di Indonesia, perusahaan ingin membuka usaha dibidang manufaktur lensa.
Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Franky Sibarani menyampaikan bahwa perusahaan sedang dalam tahap pemilihan lokasi pabrik di Indonesia. “Lokasi yang sudah dipilih adalah Karawang-Bekasi. Perusahaan sudah mengembangkan bisnisnya di Thailand dan Vietnam. Dan saat ini mau mengembangkan di Indonesia. Perusahan belum dapat menentukan berapa nilai yang akan diinvestasikan, namun perusahaan akan mematuhi sesuai dengan ketentuan Hukum Indonesia,” ujarnya dalam keterangan resmi kepada media, Kamis (9/6/2016).
Menurut Franky, perusahaan menyampaikan bahwa harga jual produk per itemnya bisa mencapai JPY 60 hingga 70 Juta (sekitar Rp 7,4 miliar dengan kurs Japan Yen Rp 124). ”Perusahaan mengikuti perkembangan dan peluang pasar di Indonesia cukup baik. Perusahaan tertarik melihat adanya Asean Ekonomi Community, akan menjadi nilai plus bagi perusahaan untuk mengembangkan usaha di Indonesia,” jelasnya.
Franky melanjutkan bahwa berbagai upaya komunikasi dilakukan dengan tujuan untuk menyampaikan berbagai kemudahan investasi di Indonesia. “Dengan demikian mereka dapat mengetahui bahwa saat ini tidak susah lagi mengurus izin penanaman modal di Indonesia karena ada system Pelayanan Terpadu Satu Pintu dan perizinan secara on line,” lanjutnya.
Franky sendiri saat ini sedang dalam kunjungan kerja ke Jepang untuk menyampaikan berbagai kemudahan berbisnis di Indonesia. Kunjungan ke Jepang ini dalam rangka pemasaran investasi yang terus dilakukan oleh BKPM dengan tujuan menjaring minat investasi dari Jepang.
Sementara Pejabat Promosi Investasi kantor perwakilan BKPM (IIPC) Tokyo Saribua Siahaan menyampaikan bahwa pihaknya akan mengawal investasi yang disampaikan oleh perusahaan Lensa ternama Jepang tersebut. “Kami siap memfasilitasi kebutuhan investor sehingga minat yang disampaikan dapat berlanjut ke tahapan realisasi,” jelasnya.
Berdasarkan data BKPM, pertumbuhan komitmen investasi Jepang masuk dalam 10 negara prioritas pemasaran yang pada tahun 2015 naik 40 persen diatas pertumbuhan komitmen investasi PMA yang hanya 29 persen. Posisi Jepang berada di peringkat ketiga dengan pertumbuhan 95 persen mencapai 8,1 miliar Dolar Amerika Serikat (AS). Di atas Jepang terdapat Cina sebesar 22,2 miliar Dolar AS atau naik 42 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya, kemudian Singapura naik 69 persen menjadi 16,3 miliar Dolar AS. Setelah Jepang, Korea Selatan juga mencatatkan kenaikan komitmen investasi 86 persen menjadi 4,8 miliar Dolar AS.
Sedangkan realisasi investasi Jepang di Indonesia pada tahun 2015 mengalami peningkatan sebesar 6 persen dibandingkan periode 2014. Realisasi investasi Jepang tercatat sebesar 2,87 miliar Dolar AS, dengan total proyek 2.030 proyek serta menyerap 115.400 tenaga kerja. Kontribusi utama investasi Jepang masih didominasi oleh sektor manufaktur, khususnya sektor otomotif, elektronika dan permesinan, serta sektor kimia dan farmasi.