Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada Rabu (8/6/2016) ditutup turun sebesar 17 poin atau 0,36 persen ke level 4.916 setelah bergerak di antara 4.892 - 4.940. Sebanyak 115 saham naik, 156 saham turun, 108 saham tidak bergerak. Investor bertransaksi Rp 6.174 triliun. Di pasar reguler, investor asing membukukan transaksi beli bersih (net buy) Rp 209 miliar.
Penjelasan tersebut tertuang dalam keterangan resmi Managing Partner PT Investa Saran Mandiri Kiswoyo Adi Joe, Rabu (8/6/2016).
"IHSG melemah 17 point membentuk candle dengan body turun kecil dan shadow di bahwa panjang indikasi perlawanan atas tekanan turun. Panah jual sudah terbit, membuka peluang IHSG konsolidasi melemah dengan support di level 4892 sampai 4836 dan resistance di level 4940 sampai 4950," kata Kiswoyo.
Sementara Pasar saham Amerika Serikat ditutup positif terdorong oleh kenaikan saham-saham material dan insdustri. Kenaikan harga minyak dan pelemahan dollar AS juga menjadi sentiment positif untuk indek. Indeks dollar AS menyentuh level terendah sejak 6 Mei dan terakhir melemah sekitar 0.2 persen, dengan euro berada di kisaran $1.4 dan yen di level 107 terhadap greenback. Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan jumlah lowongan pekerjaan di bulan April naik menjadi 5,670. Dow Jones ditutup naik 0.37 persen, Nasdaq naik 0.17 persen dan S&P Indek naik 0.33 persen.
Pasar saham kawasan eropa ditutup bervariasi ditengah kenaikan harga minyak dan kekhawatiran perekonomian global yang masih membayangi pergerakan indek uta-ma eropa. Pelaku pasar Eropa terlihat kecewa dengan data perdagangan China bulan Mei yang menunjukkan penurunan 4,1 persen dalam ekspor, sedangkan impor turun sebe-sar 0,4 persen. Pada saat yang sama, World Bank juga memangkas proyeksi pertumbuhan global tahun 2016 menjadi 2,4 persen dari proyeksi bulan Januari yang sebesar 2,9 persen. FTSE di Inggris ditutup naik 0.27 persen, DAX Jerman melemah 0.69 persen dan CAC Prancis turun 0.61 persen.
Kiswoyo juga melihat pemerintah yakin tren pertumbuhan ekonomi dari satu kuartal ke kuartal lainnya akan terus meningkat. Jadi, meskipun pertumbuhan ekonomi di kuartal pertama hanya 4,92 persen, namun di triwulan selanjutnya akan di atas 5 persen. Menteri Keuangan mengatakan, pertumbuhan ekonomi di triwulan ke-II akan di atas 5 persen. Hingga akhirnya sepanjang tahun pertumbuhan ekonomi diperkirakan 5,1 persen. Pemerintah mem-perkirakan pertumbuhan ekonomi paling tinggi akan terjadi pada triwulan terakhir, atau triwulan ke IV. Yang membedakan triwulan I, II, III dan IV adalah dari penyerapan belanja. "Selain mengandalkan belanja pemerintah pusat dan daerah, pertumbuhan di triwulan IV juga terjadi karena konsumsi masyarakat yang meningkat karena pengaruh momen tahun baru dan hari raya Natal," tutup Kiswoyo.
Sebelumnya, pemerintah dan Komisi XI telah sepakat untuk asumsi pertumbuhan ekonomi di 2016 sebesar 5,1 persen.