Bangun Shopping Center, Investor Jepang Siapkan Rp900 Miliar

Adhitya Himawan Suara.Com
Selasa, 07 Juni 2016 | 13:06 WIB
Bangun Shopping Center, Investor Jepang Siapkan Rp900 Miliar
Gedung Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) di Jalan Jenderal Gatot Soebroto, Jakarta Selatan, Selasa (7/6/2016). [Suara.com/Adhitya Himawan]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Salah satu perusahaan asal Jepang telah menyampaikan minatnya untuk membangun tiga shopping center di Indonesia dalam waktu dua tahun ke depan. Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mengidentifikasi adanya nilai investasi sebesar Rp900 miliar untuk pembangunan shopping center tersebut. Saat ini perusahaan sedang dalam tahap research untuk lokasi proyek di wilayah Jabodetabek.

”Dari satu proyek pembangunan shopping center saja diperkirakan bisa mencapai Rp300 miliar. Jadi kami mengidentifikasi nilai investasi bisa untuk tahap awal bisa mencapai Rp900 miliar. Cukup besar, dan investor mentargetkan proyek ini dapat selesai dalam dua tahun ke depan. Untuk itu kami bantu terus, agar nilai investasinya bisa segera masuk,” jelas Badan Koordinasi Penanaman Modal Franky Sibarani dalam keterangan kepada pers, Selasa (7/6/2016).

Franky menambahkan bahwa perusahaan telah memilih mitra lokal untuk pembangunan proyek tersebut. Diperkirakan pembangunan sebuah shopping center dapat selesai dalam 1,5 tahun. Selain di Indonesia, perusahaan saat ini sudah memiliki cabang usaha di Kamboja. Indonesia tetap menjadi daya tarik bagi investor, karena potensi pasar yang begitu luas dan adanya Masyarakat Ekonomi Asean.

 ”Mereka sudah ada mitra lokal yang berpengalaman di bidangnya, tinggal tunggu lokasi yang tepat saja. Untuk rencana jangka panjang jika ketiga shopping center di Jabodetabek ini sudah rampung, perusahaan berniat untuk mulai research di Surabaya dan Makassar,” lanjutnya.

Pejabat Promosi Investasi kantor perwakilan BKPM (IIPC) Tokyo Saribua Siahaan siap memfasilitasi dan mengawal proyek-proyek prioritas pemerintah, sehingga Investor Jepang dapat mengembangkan usahanya dengan cepat dan sesuai target. “Kami selalu siap untuk memfasilitasi dan mengawal kebutuhan investor, sehingga target mereka tercapai dan puas dengan pelayanan BKPM. Dengan begitu, kami berharap kepercayaan investor untuk menanamkan modalnya di Indonesia dapat terus meningkat,” jelasnya.

Berdasarkan data BKPM, pertumbuhan komitmen investasi Jepang masuk dalam 10 negara prioritas pemasaran yang pada tahun 2015 naik 40 persen diatas pertumbuhan komitmen investasi PMA yang hanya 29 persem. Posisi Jepang berada di peringkat ketiga dengan pertumbuhan 95 persen mencapai 8,1 miliar Dolar Amerika Serikat (AS). Di atas Jepang terdapat  Cina sebesar 22,2 miliar Dolar AS atau naik 42 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya, kemudian Singapura naik 69 persen menjadi 16,3 miliar Dolar AS.  Setelah Jepang, Korea Selatan juga mencatatkan kenaikan komitmen investasi  86 persen menjadi 4,8 miliar Dolar AS.

Sedangkan realisasi investasi Jepang di Indonesia pada tahun 2015 mengalami peningkatan sebesar 6 persen dibandingkan periode 2014. Realisasi investasi Jepang tercatat sebesar 2,87 miliar Dolar AS, dengan total proyek 2.030 proyek serta menyerap 115.400 tenaga kerja. Kontribusi utama investasi Jepang masih didominasi oleh sektor manufaktur, khususnya sektor otomotif, elektronika dan permesinan, serta sektor kimia dan farmasi.

Di tahun 2016 BKPM menargetkan capaian realisasi investasi bisa tumbuh 14,4 persen dari target tahun 2015 atau mencapai Rp594,8 triliun. Realisasi ini dikontribusi dari PMA sebesar Rp386,4 triliun atau naik 12,6 persen dari target PMA tahun lalu, serta dari PMDN sebesar Rp208,4 triliun naik 18,4 persen dari target PMDN tahun lalu. Sedangkan dari sisi penyerapan tenaga kerja di tahun 2016, BKPM menargetkan penyerapan 2 juta tenaga kerja.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI