Managing Partner PT Investa Saran Mandiri Kiswoyo Adi Joe menyatakan bahwa dalam risetnya di bulan Pebruari 2016, harga wajar saham dari PT. Steel Pipe Industry of Indonesia (ISSP) berada di level
266.
"Nyatanya, ini telah tercapai dalam waktu kurang dari 3 bulan saja yaitu di bulan Mei kemarin," kata Kiswoyo dalam keterangan resmi, Selasa (7/6/2016).
PT Investa Saran Mandiri melihat Harga Wajar ISSP harus di Up Grade karena ISSP di akhir tahun 2015 dan awal tahun 2016 telah membeli bahan baku dalam jumlah besar sampai ke level 6 bulan. Biasanya stok bahan baku ISSP hanya ke level 3 bulan. Hal ini terlihat dari harga bahan baku ISSP yaitu HRC di bulan desember 2015 ada di level $ 265 per ton. Pada pertengahan bulan Mei harga HRC sudah beradad
di kisaran 485 Dolar Amerika Serikat (AS) per ton. "Sehingga kami melihatnya ISSP akan memperoleh keuntungan yang jauh lebih besar dibandingkan dengan produsen pipa baja lainnya," ujar Kiswoyo.
Selain itu ISSP juga menjual produknya dengan harga di bawah produsen saingannya, sehingga membuat ISSP bisa menambah pangsa pasarnya. Per Maret 2016, ISSP masih menguasai pangsa pasar pipa baja di Indonesia sebesar 30 persen dari semua jenis pipa baja. Tetapi naiknya keuntungan ISSP dari rendahnya harga bahan baku dan naiknya harga jual baru akan terlihat di kuartal II dan kuartal III tahun 2016. Karena proses dari bahan baku hingga menjadi produk siap jual hingga ke pembayarannya ISSP membutuhkan waktu sekitar 2 sampai 3 bulan.
Pada proyeksi riset kami kali ini proyeksi EPS growth ISSP sebesar 20 persen. Pertumbuhan rata rata EPS selama 3 tahun terakhir sebesar 0 persen. Kami memprediksi PE tertinggi ISSP tahun ini ada di level 11.
Dengan harga wajar saham ISSP sebesar Rp637 dan harga saat ini adalah Rp256, maka terdapat selisih keuntungan sebesar 59,83 persen.
"Dengan ini kami merekomendasikan beli untuk saham ISSP. Karena masih besarnya peluang pertumbuhan dari perusahaan ISSP sejalan dengan makin banyaknya proyek infrastruktur pemerintah. Dan kami memprediksi ISSP juga akan ikut serta dalam tender proyek MRT Jakarta," tutup Kiswoyo.