Perusahaan Bahan Baku Karpet dari Italia menyampaikan minatnya untuk berinvestasi di Indonesia dan telah menyiapkan dana sebesar 20 juta Dolar Amerika Serikat (AS) atau sekitar Rp 278 miliar dengan asumsi kurs per dolas AS Rp 13.900. Calon investor potensial tersebut sedang mengkaji beberapa alternatif lokasi di antaranya di Jawa Barat, Banten atau sekitar Surabaya. Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Franky Sibarani menyampaikan bahwa kantor perwakilan BKPM di London yang mengidentifikasi minat investasi yang disampaikan oleh CEO perusahaan bahan baku karpet yang berbasis di Milan tersebut.
“Minat investasi yang disampaikan positif karenaperusahaan ini termasuk kedalam kelompok salah satu sektor prioritas BKPM, yaitu industri yang berorientasi ekspor dimana 100% produk yang dihasilkan akan diekspor ke Australia dan Selandia Baru,” ujarnya dalam keterangan resmi kepada media, Senin (6/6/2016).
Franky menyampaikan bahwa posisi Indonesia sebagai negara tujuan investasi memiliki lokasi yang strategis karena berdekatan dengan upaya mereka membidik pasar Australia dan Selandia Baru. Dia mengemukakan bahwa perusahaan telah menyampaikan rencana untuk mengunjungi Indonesia pada Bulan Juli mendatang.
“Saat ini perusahaan tersebut tertarik untuk memperluas usahanya di ASEAN dan setelah melalui beberapa tahun pengamatan dan penelitian akhirnya menjatuhkan pilihannya pada Indonesia untuk pembangunan fasilitas industri pengolahan tekstil karpetnya. Pilihan kerpada Indonesia bukan karena alasan upah tenaga kerja yang murah tetapi karena Indonesia dinilai memiliki tenaga kerja yang memiliki keterampilan yang mereka butuhkan,” jelas Franky.
Sementara Pejabat Promosi Investasi kantor perwakilan BKPM di London Nurul Ichwan menjelaskan bahwa pihaknya akan berkoordinasi dengan perwakilan RI di Italia serta marketing officer wilayah Eropa untuk mempertemukan CEO perusahaan tersebut dengan pihak pemerintah maupun swasta di Indonesia. “Setelah kunjungan tersebut, rencananya perusahaan akan segera mengajukan permohonan izin prinsip ke PTSP BKPM,” paparnya.
Nurul menambahkan bahwa selain di Italia, perusahaan ini juga telah hadir di 7 negara lain, yaitu Jerman, Inggris, Kroasia, Slovenia, Amerika Serikat, Cina, dan Thailand. Jumlah pabrik yang dioperasikan calon investor tersebut di seluruh dunia berjumlah 16 pabrik dengan total karyawan berjumlah 2.706 pekerja.
Lebih lanjut Nurul mengemukakan bahwa perusahaan yang telah didirikan sejak tahun 1969, memiliki dua unit bisnis utama, yaitu filament (benang) untuk tekstil karpet dan filament untuk garmen. Dengan memproduksi sebanyak 130.000 ton polymer dan fiber setiap tahunnya, Perusahaan ini meraih turnover sebesar € 499,1 juta di tahun 2015 serta pendapatan sebelum pajak di tahun 2015.
“Untuk bisnis tekstil karpet, perusahaan menguasai 45% pangsa pasar, sekaligus menjadi produsen terbesar di Eropa dan kedua di dunia. Industri tekstil karpet inilah yang akan menjadi investasinya di Indonesia. Masuknya investasi dari Italia tersebut diharapkan meningkatkan realisasi investasi dari dari Eropa ke Indonesia,” pungkasnya.Eropa ke Indonesia,” pungkasnya.