Pengusaha daging, Yustinus Satmoko mengatakan bahwa upaya Presiden Joko Widodo dalam menetapkan patokan harga daging saat menjelang lebaran tidaklah tepat. Pasalnya, patokan harga yang ada tersebut hanya berlaku untuk daging tertentu saja, dalam hal ini untuk harga daging beku bukan daging segar.
"Yang ditargetkan pemerintah itu daging segar, tapi patokannya harga daging beku. Itu nggak nyambung,dan tidak tepat sasaran" kata Yustinus dalam diskusi bertajuk ,Mampukah Negara Mengendalikan Harga' di Gado-Gado Boplo Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu(4/6/2016).
Yustinus yang juga sebagai Presiden Direktur Tiga Tunggal Adi Mulya ini mengatakan, harga daging segar memiliki perbedaan dengan harga daging beku. Daging beku atau daging secondary, kata dia memiliki harga standar di Luar Negeri yaitu Rp80.000,00. Sementara, daging segar itu hampir menyentuh angka Rp 120.000,00.
"Kan beda harga daging beku dan daging segar itu. Itu saja harga Rp120.000 dapat untungnya mepet sekali," kata Yustinus.
Sementara sebelumya, Presiden Joko Widodo mengatakan bahwa harga daging sapi harus mencapai Rp80.000 sebelum lebaran. Pada saat itu, Jokowi meminta kepada bawahannya agar apa yang dperintahkannnya tersebut terwujud.
"Kira-kira tiga minggu lalu saya perintahkan kepada menteri. Caranya saya tidak mau tahu, tetapi sebelum lebaran harga daging harus dibawah Rp80.000," kata Jokowi.