Kena PHK Bukan Kiamat, Bangkit dengan Cara Mustajab Ini

Madinah Suara.Com
Kamis, 02 Juni 2016 | 11:45 WIB
Kena PHK Bukan Kiamat, Bangkit dengan Cara Mustajab Ini
Ilustrasi PHK.
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pegawai yang kena Pemutusan Hubungan Kerja alias PHK pasti sedih, bingung, panik, kecewa, sekaligus takut. Semua perasaan negatif bercampur aduk. Namun, keliru menganggap PHK adalah kiamat atau akhir dari segalanya. Justru kiamat bisa mendatangkan peluang baru untuk meraih kesuksesan. Yang jelas, menangisi nasib bukanlah jalan keluar. Bangkit dari PHK adalah kewajiban agar kehidupan lebih terjamin ke depannya.

 Tips mustajab alias ampuh berikut ini bisa dicoba. Siapa tahu kita bisa mengubah bencana PHK menjadi karunia.

 1. Maksimalkan Sumber Daya Tersisa

 Saat di-PHK, seharusnya kita dapat pesangon. Jika tidak ada, perkarakan perusahaan di pengadilan karena itu menyalahi aturan. Uang pesangon ini bisa kita manfaatkan untuk membuka usaha. Tapi, atur dulu dana itu sesuai prioritas kebutuhan.

 Sebab, dengan tak adanya sumber pemasukan, berarti kebutuhan dapur terganggu. Begitu juga pendidikan anak. Ditambah lagi jika punya utang. Jika cicilan seret, jaminan bisa diambil pemberi utang. Pisahkan dulu dana untuk pos pengeluaran rutin setidaknya sebulan ke depan. Setelah itu, buat bayar cicilan. Dana darurat juga perlu diadakan jika belum punya. Sisanya bisa dipakai buat rencana buka usaha.

 2. Rencanakan skala prioritas pengeluaran

 Skala prioritas pengeluaran harus ditentukan. Utamakan pos yang sifatnya mendesak, seperti pangan dan pendidikan. Jika ada utang, pos cicilan harus dijadikan prioritas kedua. Bila utang ke bank, soal cicilan bisa dinegosiasikan. Yang pasti, jangan malah kabur jika merasa tak sanggup melunasi utang.

 Skala prioritas ini juga harus jadi patokan. Misalnya buat anggaran pengeluaran rutin untuk tiga bulan ke depan. Artinya, dalam tiga bulan sudah harus ada pemasukan baru, entah dari usaha sendiri atau bekerja di tempat lain. Pembuatan skala prioritas ini juga melibatkan perubahan pengeluaran. Sebisa mungkin berhemat agar duit pesangon tak cepat habis.

 Cara Berhemat

 Penghematan umumnya termasuk perubahan gaya hidup. Dari yang biasanya suka nongkrong bareng teman-teman, jadi lebih suka di rumah. Dari biasa makan di luar jadi sering masak sendiri. Hasil penghematan itu bisa dipakai untuk menutup pengeluaran rutin yang wajib. Bahkan bisa untuk menambah modal usaha.

 Misalnya penghasilan sebelumnya Rp 5 juta per bulan. Pengeluarannya:

Kredit motor: Rp 1 juta
Listrik/Air: Rp 500 ribu
Makan: Rp 2 juta
Rekreasi: Rp 500 ribu
Transportasi: Rp 500 ribu

Total Rp 4,5 juta

 Dengan berhemat, pos pengeluaran yang bisa diutak-atik tinggal diperketat menjadi:

 Kredit motor: Rp 1 juta

Listrik/Air: Rp 300 ribu
Makan: Rp 1,5 juta
Rekreasi: Rp 200 ribu
Transportasi: Rp 300 ribu

Total Rp 3,3 juta. Ada penghematan sebesar Rp 4,5 juta – Rp 3,3 juta = Rp 1,2 juta.

 Akan lebih bagus lagi jika ada dana darurat yang tersedia sebelum PHK. Dana ini memang berguna untuk kebutuhan darurat yang gak bisa diprediksi, seperti PHK.

 Tapi harus diingat, penghematan jangan sampai dipaksakan. Misalnya hanya makan sehari sekali.

Yang ada malah tubuh ambruk karena kurang nutrisi. Rencana cari kerja atau buka usaha bisa berantakan gara-gara kondisi tubuh tak fit.

 Bicarakan juga langkah ini bersama seluruh keluarga. Jadi, semua bisa saling mendukung dan membantu mengingatkan jika hendak melakukan pemborosan.

Published by

REKOMENDASI

TERKINI