BI: Inflasi Jakarta Meningkat

Dythia Novianty Suara.Com
Kamis, 02 Juni 2016 | 07:42 WIB
BI: Inflasi Jakarta Meningkat
Ilustrasi inflasi. [Shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) DKI Jakarta menyatakan, adanya kenaikan inflasi di wilayah Jakarta namun dalam tingkatannya masih terkendali.

Kepala Perwakilan BI DKI Jakarta Doni P Joewono dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Kamis (2/6/2016), menyebutkan inflasi DKI Jakarta pada Mei 2016 mencapai 0,19 persen bulan ke bulan (mtm).

"Pencapaian ini sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan rata-ratanya dalam lima tahun terakhir, yaitu 0,12 persen mtm," katanya pula.

Ia menyebutkan, persiapan menjelang puasa menyebabkan kenaikan permintaan masyarakat, membawa DKI Jakarta mengalami inflasi sebesar 0,19 persen mtm.

Laju inflasi itu masih terkendali dan masih lebih rendah dari pencapaian inflasi nasional sebesar 0,24 persen mtm.

Inflasi DKI Jakarta pada bulan Mei 2016 dipengaruhi oleh meningkat permintaan masyarakat akan beberapa komoditas pangan dan makanan jadi.

Menjelang masuk bulan Ramadhan, masyarakat cenderung meningkatkan konsumsi terhadap beberapa komoditas yang dapat disimpan dengan ekspektasi bahwa harga akan terus meningkat seiring kian mendekat Lebaran.

Berdasarkan disagregasinya, inflasi kelompok bahan pangan yang bergejolak (volatile food) menunjukkan peningkatan, dan menjadi sumber utama inflasi. Kenaikan inflasi volatile food terutama disebabkan oleh kenaikan harga bahan makanan dari subkelompok daging dan hasil-hasilnya.

Pada komoditas subkelompok daging dan hasil-hasilnya, inflasi terutama dipicu oleh kenaikan inflasi daging ayam ras (16,33 persen mtm).

Kenaikan harga daging ayam ras didorong oleh tinggi tingkat permintaan yang tidak disertai dengan pasokan yang mencukupi.

Menurunnya pasokan daging ayam ras tidak terlepas dari kebijakan pemerintah melalui Kementerian Pertanian, yaitu pemusnahan parent stock broiler (induk bibit ayam broiler).

Kebijakan tersebut sedianya merupakan respons dari penurunan tajam harga ayam ras di tingkat peternak beberapa bulan lalu.

"Penurunan produksi di tengah meningkat permintaan, mendorong harga daging ayam ras meningkat cukup signifikan," ujarnya.

Selain itu, kenaikan permintaan juga disebabkan perilaku masyarakat yang cenderung melakukan substitusi pangan dari daging sapi ke daging ayam karena masih tinggi harga daging sapi.

Sepanjang Januari-Mei 2016 harga daging sapi di Jakarta terus bertahan pada posisi yang cukup tinggi.

Menurutnya, harga daging sapi rata-rata berada di sekitar Rp110.000. Peningkatan harga daging sapi hingga di atas Rp100.000 mulai terjadi pada bulan Juli tahun 2015. Sejak saat itu, harga daging sapi di tingkat konsumen tidak pernah kembali di bawah Rp100.000 per kg.

Pada bulan Mei, harga daging sapi di pasar-pasar Jakarta sempat menembus harga Rp120.000 per kg untuk jenis daging Has luar.

Meskipun pada bulan Mei 2016 komoditas daging sapi mencatat inflasi relatif rendah, yaitu 0,24 persen (mtm), bertahan harga daging sapi di level tinggi perlu mendapat perhatian, agar masyarakat mampu membeli dan tetap dapat mengonsumsinya.

Walau demikian, inflasi volatile food masih tertahan oleh penurunan harga pada subkelompok padi-padian, umbi-umbian dan hasilnya, serta bumbu-bumbuan, sejalan masih berlangsung musim panen.

Antisipasi pengadaan beras oleh Jakarta, bekerja sama dengan Bulog, dapat menjaga pasokan beras di Jakarta secara normal.

Upaya ini mampu mencegah terjadi lonjakan harga beras di Jakarta. Pada bulan Mei 2016 beras mengalami deflasi sebesar 0,35 persen (mtm).

Sedangkan subkelompok bumbu-bumbuan masih melanjutkan tren penurunan, didorong oleh masih turun harga cabai merah di pasar.

Berbagai perkembangan harga ini membawa kelompok bahan makanan mengalami inflasi sebesar 1,08 persen (mtm).

Inflasi juga dipicu oleh kenaikan harga beberapa komoditas pada kelompok inti, walau masih relatif terbatas.�Sumber kenaikan harga berasal dari kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau yang mengalami inflasi sebesar 0,20 persen (mtm).� Sebelum memasuki bulan puasa, pengusaha makanan dan minuman jadi terus meningkatkan produksi sebagai persiapan puasa dan Idulfitri.

Di samping itu, inflasi juga didorong oleh kenaikan harga bahan baku produksi makanan jadi. Bahan baku makanan jadi yang terpantau naik cukup tinggi yaitu gula pasir yang mengalami inflasi sebesar 6,92 persen (mtm).

Masih terjaga inflasi Mei 2016 didukung oleh kelompok administered prices yang kembali mengalami deflasi.

Kebijakan pemerintah terkait penurunan harga BBM bersubsidi dan nonsubsidi, berdampak pada deflasi kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan (0,19 persen mtm).� Deflasi utamanya disebabkan oleh dampak lanjutan dari penurunan angkutan dalam kota, dan penerapan penurunan tarif baru dilaksanakan pada penghujung April 2016, sehingga masih berdampak pada perkembangan inflasi Mei 2016.

Penurunan harga BBM jenis Pertamax, Pertamax Plus, Pertamina Dex dan Pertalite hingga Rp300 per liter, tidak terlepas dari tren harga minyak dunia yang masih rendah.

Memperhatikan kebijakan pemerintah terkait harga-harga komoditas energi serta pola perkembangan harga-harga dan pantauan terhadap beberapa komoditas di pasar-pasar di Jakarta, inflasi pada Juni 2016 diprakirakan tetap terkendali.

Langkah Pemprov DKI Jakarta dalam pengendalian harga pangan melalui operasi pasar, pasar murah serta pesan pengendalian harga pangan hingga berakhir Idulfitri dapat memengaruhi pergerakan harga di Jakarta.

Terkait persiapan lebaran telah direncanakan operasi pasar yang dimulai pada H-7 menjelang puasa serta H-7 menjelang Idulfitri.

Serangkaian kegiatan pasar murah yang diselenggarakan di beberapa titik sekitar perumahan warga juga telah disiapkan, dengan harga jual komoditas yang sudah disubsidi, terutama untuk daging sapi dan daging ayam ras.

Selain itu, kebijakan impor yang telah dibuka, khususnya komoditas daging akan turut menahan laju inflasi.

Dari sisi komunikasi, pemanfaatan virtual meeting TPID dalam aplikasi Info Pangan Jakarta akan mendukung koordinasi layanan ketersediaan bahan pangan bagi masyarakat.

Dari sisi kelompok administered prices, komoditas angkutan udara dan angkutan luar kota patut diwaspadai kenaikannya menjelang libur panjang sebelum Idulfitri yang dimanfaatkan masyarakat untuk mudik dan berlibur.

Penguatan koordinasi antara Bank Indonesia dan Pemprov DKI Jakarta melalui TPID sangat diperlukan untuk memastikan tetap terkendali inflasi tahun 2016.

Kerja sama dalam pemenuhan stok pangan DKI dengan daerah lain perlu terus diupayakan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, terutama menjelang Idulfitri yang kerap diikuti oleh kenaikan harga pangan.

Berbagai program TPID harus diharmonisasikan dengan berbagai kebijakan pemerintah pusat dan daerah melalui program kerja masing-masing.

"Berbagai program yang ada harus didukung dengan komitmen yang kuat dari berbagai pihak agar tercapai kestabilan harga yang sangat dibutuhkan untuk mendorong pembangunan ekonomi Jakarta secara keseluruhan," kata Doni pula. (Antara)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI