BI: Inflasi Jakarta Meningkat

Dythia Novianty Suara.Com
Kamis, 02 Juni 2016 | 07:42 WIB
BI: Inflasi Jakarta Meningkat
Ilustrasi inflasi. [Shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Menurunnya pasokan daging ayam ras tidak terlepas dari kebijakan pemerintah melalui Kementerian Pertanian, yaitu pemusnahan parent stock broiler (induk bibit ayam broiler).

Kebijakan tersebut sedianya merupakan respons dari penurunan tajam harga ayam ras di tingkat peternak beberapa bulan lalu.

"Penurunan produksi di tengah meningkat permintaan, mendorong harga daging ayam ras meningkat cukup signifikan," ujarnya.

Selain itu, kenaikan permintaan juga disebabkan perilaku masyarakat yang cenderung melakukan substitusi pangan dari daging sapi ke daging ayam karena masih tinggi harga daging sapi.

Sepanjang Januari-Mei 2016 harga daging sapi di Jakarta terus bertahan pada posisi yang cukup tinggi.

Menurutnya, harga daging sapi rata-rata berada di sekitar Rp110.000. Peningkatan harga daging sapi hingga di atas Rp100.000 mulai terjadi pada bulan Juli tahun 2015. Sejak saat itu, harga daging sapi di tingkat konsumen tidak pernah kembali di bawah Rp100.000 per kg.

Pada bulan Mei, harga daging sapi di pasar-pasar Jakarta sempat menembus harga Rp120.000 per kg untuk jenis daging Has luar.

Meskipun pada bulan Mei 2016 komoditas daging sapi mencatat inflasi relatif rendah, yaitu 0,24 persen (mtm), bertahan harga daging sapi di level tinggi perlu mendapat perhatian, agar masyarakat mampu membeli dan tetap dapat mengonsumsinya.

Walau demikian, inflasi volatile food masih tertahan oleh penurunan harga pada subkelompok padi-padian, umbi-umbian dan hasilnya, serta bumbu-bumbuan, sejalan masih berlangsung musim panen.

Antisipasi pengadaan beras oleh Jakarta, bekerja sama dengan Bulog, dapat menjaga pasokan beras di Jakarta secara normal.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI