Suara.com - Laju inflasi pada Januari 2016 tercatat sebesar 0,24 persen. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik penyumbang terbesar laju inflasi kali ini salah satunya adalah karena harga daging ayam ras yang merangkak naik sebesar 17 persen, atau berkontribusi terhadap inflasi sebesar 0,08 persen.
"Kenaikan ini karena harga beli dari distributornya sudah mengalami kenaikan. Kenaikan terjadi di 64 kota, tertinggi di Tanjung pandan dan Jambi," kata Kepala BPS Suryamin saat menggelar konferensi pers di kantor BPS, Jakarta Pusat, Rabu (1/6/2016).
Kedua, tarif angkutan udara yang mengalami kenaikan harga sebesar 6,59 persen dengan andil terhadap inflasi sebesar 0,06 persen. Hal ini lantaran pada bulan Mei 2016 banyak terdapat hari libur yang membuat permintaan menjadi meningkat.
"Kenaikan terjadi di 35 kota, dan tertinggi terjadi di Pontianak dan Singkawang," katanya.
Ketiga, gula pasir. Terjadi kenaikan sebesar 7,4 persen dengan andil terhadap inflasi sebesar 0,04 persen. Kenaikan terjadi di 80 IHK dan yang tertinggi terjadi di Bulu Kumba dan Sumenep. Hal ini lantaran stok gula yang terbatas namun permintaan terus meningkat.
Keempat, telur ayam ras. Mengalami kenaikan 13,2 persen dan memberikan andil ke inflasi 0,02 persen. Hal ini terjadi lantaran tingginya permintaan jelang Ramadan. Kenaikan terjadi di 61 kota, tertinggi di Padang Sidempuan dan Kupang.
Kelima, minyak goreng. Komoditas ini mengalami kenaikan harga sebesar 1,73 persen dan memberi andil 0,02 persen ke inflasi. Ini seiring dengan kenaikan harga minyak sawit atau CPO. Kenaikan terjadi di 67 kota dan tertinggi di Padang Sidempuan dan Serang.
Keenam, rokok kretek filter. Mengalami kenaikan harga 0,71 persen dan memberikan andil 0,02 persen terhadap inflasi. Ini karena kenaikan cukai. Kenaikan harga tertinggi terjadi di Palopo dan Denpasar.
Terakhir, emas dan perhiasan. Mengalami kenaikan 1,85 persen dan memberikan andil 0,02 persen ke inflasi. Ini karena permintaan yang tinggi. Kenaikan terjadi di 67 kota, dan tertinggi di Bekasi dan Bungo.