Ekonomi Melambat, Worldpanel: Frekuensi Belanja Warga Berkurang

Kamis, 26 Mei 2016 | 19:23 WIB
Ekonomi Melambat, Worldpanel: Frekuensi Belanja Warga Berkurang
New Business Development Director Kantar Worldpanel Fanny Murhayati [suara.com/Dian Kusumo Hapsari]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kantar Worldpanel Indonesia mencatat melambatnya pertumbuhan ekonomi pada 2015 memberikan dampak negatif kepada pelaku bisnis dan konsumen. Hal ini terlihat dari Fast Moving Consumer Goods yang hanya tumbuh 6,9 persen pada 2015.

"Memang ada dampaknya, tapi dampaknya hampir ke semua negara nggak Indonesia aja. Frekuensi belanja konsumen pada 2014 itu 14,7 persen, ini kan double digit, tapi di 2015 itu jadi single digit hanya 6,9 persen," kata New Business Development Director Kantar Worldpanel Fanny Murhayati di Jakarta, Kamis (26/5/2016).

Dengan kondisi tersebut, kata Fenny, masyarakat mau tidak mau mengurangi frekuensi belanja sebagai strategi untuk menghindari pembengkakan pengeluaran. Salah satunya dengan membeli produk-produk kebutuhan primer saja.

"Yang cemilan-cemilan seperti chiki atau biskuit itu mengalami penurunan. Mereka cuma beli Rinso, sabun pokoknya yang benar-benar hanya kebutuhan primer saja," katanya.

Namun, dia meyakini dampak pelemahan perkonomian global tidak akan membuat para pelaku bisnis takut mengalami kerugian. Pasalnya, Indonesia memiliki potensi yang besar untuk memperbesar pasar FMCG.

"Pada tahun 2015, populasi penduduk Indonesia mencapai 255,5 juta jiwa dengan jumlah rumah tangga mencapai 65,1 juta. Dari jumlah yang besar tersebut, 68 persen berada pada usia produktif (15-64 tahun). Jadi nggak ada yang perlu ditakutkan. Kuncinya inovasi, kalau sudah bisa berinovasi kita bisa masuk kompetisi apalagi e-commerce," katanya.

REKOMENDASI

TERKINI