Indonesia Akan Andalkan Pasar Keuangan Syariah

Selasa, 17 Mei 2016 | 15:05 WIB
Indonesia Akan Andalkan Pasar Keuangan Syariah
Sidang Tahunan (ST) ke-41 serta peluncuran Laporan Tahunan (Annual Report) Islamic Development Bank (IDB) tahun 2016 di Jakarta Convention Center, Senin (16/5). (Antara)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Menteri Keuangan Bambang Brojonegoro menargetkan, dalam beberapa tahun ke depan Pasar industri keuangan syariah bisa menjadi andalan sumber pembiayaan pembangunan di Indonesia. Pasalnya, pasar keuangan syariah telah menjadi salah satu potensi ekonomi yang patut dikembangkan.

Ia menilai pasar keuangan syariah sangat stabil di tengah perkembangan sektor keuangan konvensional saat ini sangat sangat bergantung pada kondisi perekonomian global.

Untuk mewujudkan impiannya tersebut, piahknya mengaku, Kementerian Keuangan telah menerbitkan berbagai produk sukuk berdenominasi dolar Amerika Serikat. Minat masyarakat terhadap sukuk pun terlihat semakin meningkat sebagai sarana investasi syariah. Sehingga para investor memiliki berbagai pilihan untuk investasi sukuk ini.

"Salah satu instrumen keuangan dalam Kemenkeu adalah keuangan berbasis syariah. Kita punya sukuk ritel, Surat Berharga Syariah Negara, sukuk berdenominasi dolar Amerika, sukuk dana haji. Saya ingin negara manapun di dunia nanti berpikir, kalau ingin memanfaatkan sukuk ingatnya langsung Indonesia," kata Bambang saat ditemui dalam sidang tahunan Islamic Development Bank di JCC, Senayan, Jakarta Selatan, Selasa (17/5/2016).

Dengan begitu, lanjut Bambang, industri keuangan syariah dapat menjadi motor perekonomian domestik. Hal ini tentunya juga akan memberikan efek multiplier bagi peningkatan kinerja perbankan syariah hingga nantinya dapat diperhitungkan ke dunia internasional.

Selain itu, hingga kini, pemerintah telah menerbitkan delapan seri retail sukuk yang terutama diperuntukkan bagi investor individual. Penerbitan tersebut dilakukan untuk mempermudah para investor yang bisa langsung mengakses secara langsung dalam instrument pasar modal.

“Penerbitan itu juga memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk menginvestasikan uangnya dengan aman dan menguntungkan dalam pembiayaan proyek-proyek infrastruktur. Jadi intinya sukuk ini sudah maju untuk mengakomodir berbagai macam struktur. Tujuannya satu, tujuannya supaya yang issuer dari sukuk itu lebih mudah, terutama dikaitkan dengan project financing,” tegasnya.

Berdasarkan data Kementerian Keuangan, total jumlah penerbitan sukuk mengalami peningkatan yang signifikan yakni dari Rp 5,5 triliun pada 2008 menjadi Rp 31,5 triliun tahun 2016. Selain itu, untuk jumlah investor juga meningkat dari 14.295 orang pada 2008 menjadi 48.444 orang tahun 2016.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI