Suara.com - Menteri Perindustrian Saleh Husin mengajak pengusaha dan masyarakat pada umumnya untuk ikut memperkuat merek-merek produk Indonesia. Ini seiring dengan program pengembangan dan penguatan industri nasional sehingga pelaku industri menghasilkan produk yang berkualitas dan berdaya saing.
Selain mendongkrak kemampuan produsen dari sisi produksi dan pemasaran, upaya yang bertujuan sama juga dapat dilakukan saat melakukan aktivitas konsumsi. Bagaimana caranya? Kali ini, Menperin berbagi trik yang dapat dilakukan sehari-hari.
“Contohnya soal kopi dan cokelat. Agar kopi kita semakin dikenal, saya minta saat Anda nongkrong di coffee-shop di Indonesia maupun di luar negeri, pesan dengan mengatakan ‘saya minta kopi Indonesia’ misalnya yang Gayo, Kerinci, Toraja, Kintamani,” katanya kepada peserta Musyawarah Nasional VIII Himpunan Pengusaha Pribumi Indonesia (HIPPI) di Jakarta, Senin (16/5/2016). Menperin hadir mewakili Wakil Presiden RI Jusuf Kalla pada Munas bertajuk ”Masa Depan Produk Dalam Negeri, Masa Depan Indonesia”.
Jika hal ini dilakukan oleh banyak konsumen, konsisten dan berulang-ulang, lanjutnya, maka pemilik dan pengelola kedai kopi akan lebih banyak menyediakan pasokan kopi, cokelat dan produk Indonesia lainnya. Kedai kopi, seperti bisnis lainnya, diyakininya pasti memiliki studi pasar dan menganalisis permintaan konsumen.
“Ujung-ujungnya kopi kita lebih banyak dibeli pelaku usaha. Yang untung siapa, ya petani dan pengolah kopi. Jadi ayo kita selalu bangga dan beli produk Indonesia,” tegasnya. Menperin mengakui upaya meningkatkan penjualan produk mesti banyak dilakukan dengan berbagai cara, termasuk yang sederhana dan menyangkut kebiasaan sehari-hari.
Demikian juga dengan produk nasional lainnya. Saat bepergian ke lain daerah dan manca negara membawa produk kerajinan sebagai oleh-oleh untuk teman dan kerabat.
Lebih lanjut, Saleh mengajak seluruh pengurus dan anggota HIPPI untuk bersama-sama mendukung dan menyukseskan program Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri (P3DN). Wujud dukungan itu baik dengan menggunakan barang atau jasa produksi dalam negeri, maupun menyediakan barang dan jasa berkualitas untuk mensubstitusi barang-barang kebutuhan yang sebelumnya didapatkan melalui impor.
”Dengan mayoritas anggota HIPPI yang terdiri dari pelaku industri kecil dan menengah (IKM), diharapkan kemajuan yang dialami para anggota HIPPI melalui program P3DN akan berdampak besar pada kemajuan perekonomian nasional, terutama dalam hal penyerapan tenaga kerja dan pengentasan kemiskinan,” kata pria yang menjadi Politisi Hanura tersebut.
Pemerintah melalui Kementerian Perindustrian telah melaksanakan program pengembangan IKM melalui peningkatan jumlah unit usaha IKM sebesar satu persen per tahun atau sebanyak 30 ribu unit usaha IKM per tahun dan meningkatkan penyerapan tenaga kerja rata-rata tiga persen per tahun.
Program yang dilakukan dalam rangka mencapai sasaran tersebut, diantaranya pemberian insentif kepada industri, peningkatan akses IKM terhadap pembiayaan, kerjasama pemasaran antar lembaga dan standardisasi bagi IKM, serta menghilangkan kebijakan yang menghambat.