Suara.com - Gubernur Bank Indonesia, Agus Martowardojo mengatakan, peran perbankan syariah di Indonesia dalam pembiayaan pembangunan di dalam negeri masih sangat minim. Padahal pemerintah saat ini tengah membidik lembaga keuangan syariah untuk berkecimpung dalam berbagai proyek pembangunan infrastruktur di beberapa daerah.
Untuk mewujudkan hal tersebut, Agus mengaku pemerintah melalui Bank Indonesia telah menyiapkan beberapa strategi untuk mendorong peran perbankan syariah dalam pembangunan.
“Strategi pertama adalah pengembangan produk di pasar untuk mendorong pembiayaan Islam.ada lindung nilai islami yang dikeluarkan oleh BI untuk meningkatkan repo syariah,” kata Agus dalam sidang tahunan Islamic Development Bank di JCC, Senayan, Jakarta Selatan, Senin (16/5/2016).
Kedua, lanjut Agus, meningkatkan kompetensi Sumber Daya Manusia di keuangan syariah. Pengembangan SDM ini dilakukan dengan cara mendorong pendirikan untuk meningkatkan kompetensi tenaga kerjanya agar dapat menghadapi tantangan-tantangan yang akan muncul dalam pasar keuangan syariah.
“Sekarang kami sudah punya Economic festival di mana dalam forum tersebut para tenaga kerja dapat diperkenalkan peran Indonesia dalam keuangan syariah,” ungkapnya.
Ketiga, memperkuat peraturan lembaga keuangan islam seperti zakat dan wakaf yang bertujuan untuk memberdayakan lembaga zakat dan wakaf. Lebaga ini nantinya akan mengatur dana wakaf yang dapat digunakan untuk membangun infrastruktur di dalam negeri.
Keempat, memdorng peran industri kea rah yang lebih efisien agar dapat berpartisipasi aktif falam keuangan syariah secara global. Salah satunya dengan membentuk badan internasional keuangan syariah untuk kegiatan yang lebih strategis.
“Diharapkan kedepannya, dengan cara-cara seperti ini, peran keuangan syariah di Indonesia dapat terus meningkat sehingga pertumbuhan ekonomi dapat tumbuh dengan baik,” tegasnya.