Ini 4 Kesalahan yang Sering Terjadi Saat Beli Rumah Pertama Kali

Angelina Donna Suara.Com
Senin, 16 Mei 2016 | 08:10 WIB
Ini 4 Kesalahan yang Sering Terjadi Saat Beli Rumah Pertama Kali
Ilustrasi (dollarphotoclub/duitpintar)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com -  Rumah idaman sudah di depan mata. Segala-galanya sudah dinilai pas, dari lokasi, fasilitas, sampai harga. Tapi begitu duit persekot kredit pemilikan rumah (KPR) sudah dibayar, baru deh sadar telah melakukan kesalahan beli rumah pertama. Tapi nasi sudah menjadi bubur. Kesalahan itu gak bisa diperbaiki.

Ketika beli rumah pertama, banyak yang mesti diperhatikan karena nggak ada pengalaman. Berikut ini 4 kesalahan yang sering terjadi saat beli rumah pertama kali, terutama secara kredit.

1. Merasa bisa

Hanya merasa bisa melunasi, lalu memutuskan ambil KPR rumah. Padahal urusan kredit gak bisa baper alias bawa perasaan.

Itung dulu secara cermat biaya total KPR. Dalam KPR, ada sederet biaya yang menambah beban pembelian rumah, di antaranya:

-       Notaris

-       Asuransi

-       Provisi

-       Administrasi

Yang lebih parah adalah gak meninjau kapasitas keuangan pribadi. Hanya karena rumah dirasa pas dengan keinginan, gak berarti cocok juga dengan kemampuan finansial.

Lihat kebutuhan dulu. Kalau baru mampu beli rumah Rp400 jutaan, ya jangan beli yang Rp500 juta. Bisa-bisa cicilan hanya jalan setahun-dua tahun, lalu macet. Rasio total cicilan yang direkomendasikan adalah maksimal 40 persen dari penghasilan.

Misalnya gaji Rp10 juta, berarti maksimal cicilan tiap bulan Rp4 juta. Kalau udah ada cicilan misalnya kendaraan Rp2 juta, ya kalau bisa nggak maksain ambil lagi cicilan rumah Rp3 juta. Soalnya itu udah melebihi rasio cicilan yang sehat buat keuangan. Oi ya, penghasilan di sini adalah gaji tetap per bulan ya. Sebab bank nggak akan menghitung bonus, komisi, atau pemasukan apa pun yang sifatnya nggak pasti itu.

2. Buru-buru

Di mana-mana, yang buru-buru itu biasanya ujungnya kurang baik. Apalagi saat beli rumah pertama. Harus sabar, lihat dulu semua aspek yang mempengaruhi.

Termasuk di dalamnya adalah memperkaya diri dengan pengetahuan soal kredit rumah. Apa-apa saja yang mesti diperhatikan dan kenapa.

Jika ada kenalan yang bisa diajak berkonsultasi, nggak perlu malu minta masukan. Atau ikut seminar properti saat ada pameran. Kalau nggak cukup, punya smartphone kan? Nah, buka deh Internet pakai hape canggih itu. Banyak info seputar kredit rumah di dunia maya yang serba ada itu.

Soal pemilihan bank juga nggak bisa buru-buru. Bandingkan KPR bank satu dan lainnya, lihat bunganya dan ketentuan lain, seperti penalti dan denda. Cari yang terbaik.

3. Gampang percaya

Yang namanya agen properti, pasti membujuk kita untuk membeli dagangannya. Kita sebagai konsumen harus cerdas, jangan gampang percaya. Apalagi jika ada iming-iming cicilan ringan, tanpa down payment (DP), dan lain-lain yang menggiurkan. Mintalah kepastian soal promosi itu. Kalau perlu, minta pernyataan hitam di atas putih. Jadi, kalau mereka bohong, bisa kita perkarakan pakai barang bukti itu.

4. Nggak teliti

Teliti itu wajib. Kontrak perjanjian jual-beli wajib diteliti. Kalau beli rumah second, tentukan siapa yang bayar biaya balik nama, notaris, dan lain-lain. Spesifikasi bangunan juga begitu. Gimana coba kalau bilangnya tembok pakai batu bata ternyata batako kelas KW? Pastikan janji sesuai dengan kenyataan.

Saat membeli sesuatu, apalagi beli rumah pertama, kita harus perhitungkan untung-ruginya. Jangan sampai bikin kesalahan yang bikin kita rugi.

Rumah itu bisa jadi investasi lho. Kalau salah langkah, bukannya untung. Malah bisa buntung.

Baca Artikel DuitPintar Lainnya:

5 Iming-iming Iklan Properti Online yang Harus Diwaspadai

Mau Investasi, Pahami Dulu Tips Bisnis Properti Sebelum Mulai

Jangan Tergiur Keuntungan Dulu, Ini Dia Kelemahan Investasi Properti

Published by

REKOMENDASI

TERKINI