Rupiah Anjlok ke Level Terendah Dalam Enam Pekan Terakhir

Ririn Indriani Suara.Com
Senin, 16 Mei 2016 | 02:49 WIB
Rupiah Anjlok ke Level Terendah Dalam Enam Pekan Terakhir
Rupiah Terus Melemah
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Rupiah Indonesia terpuruk ke level terendah baru di enam pekan terakhir terhadap Dolar pada perdagangan pekan ini.

Hal ini, kata Lukman Otunuga, Research Analyst FXTM, karena memburuknya kekhawatiran tentang pertumbuhan ekonomi Indonesia memberi ruang bagi investor bearish untuk menyerang.

Walaupun ada optimisme bahwa Bank Indonesia mengerahkan segala daya upaya untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, lanjut dia, investor asing terus mengurangi kepemilikan obligasi Indonesia sehingga ekonomi pun semakin tertekan. "Kemampuan Bank Indonesia untuk mendorong pertumbuhan masih dipertanyakan sehingga sentimen terhadap ekonomi Indonesia sementara ini tetap bearish," kata Lukman.

Ini tergambar pada Indeks Harga Saham Gabungan Indonesia yang ditutup lebih rendah -0.9 persen di hari Jumat.

Fokus pada penjualan ritel AS
Perhatian investor mungkin akan terarah pada laporan penjualan ritel AS hari Jumat yang telah berulang kali gagal mencapai ekspektasi. Penjualan ritel adalah tolok ukur penting yang dapat memberi gambaran tentang kesehatan ekonomi AS karena konsumsi berkontribusi besar terhadap PDB.

Apabila data hari ini pun gagal mencapai ekspektasi, USD dapat mengalami penurunan lebih dalam. Perlu diingat bahwa ekspektasi tentang peningkatan suku bunga AS di triwulan 2 sudah sangat rendah dan perkembangan global terus mengekspos negara ini terhadap berbagai risiko negatif.

Walaupun Dollar bulls sudah menampilkan diri pada pekan perdagangan ini, sinyal kelelahan dapat memberi peluang bagi investor bearish untuk menyerang. Walaupun saat ini Indeks Dollar berada di atas 94.00, penurunan di bawah level penting ini dapat membuka jalan menuju 92.50.

Sorotan komoditas - Emas
Harga emas terombang-ambing tajam pada pekan perdagangan ini karena berbagai alasan seperti kebangkitan Dolar, penghindaran risiko, dan aksi ambil untung. Terlepas dari pergerakan tak tentu arah ini, Dollar bears tidak berhasil membawa harga emas ke bawah level support 1260 dolar AS.

Logam mulia ini mengalami pantulan tegas dari level 20 SMA harian. Emas tetap bullish secara fundamental. Dan karena harapan bahwa Fed akan meningkatkan suku bunga AS di Triwulan 2 semakin menipis, harga dapat meningkat menuju 1305 dolar AS.

Dolar AS yang semakin lemah adalah salah satu faktor utama peningkatan harga Emas.

Apabila penjualan ritel gagal mencapai ekspektasi hari ini, Emas mungkin akan menanjak menuju 1285 dolar AS. Dari sudut pandang teknikal, harga berada di atas 20 SMA harian dan MACD melintas ke atas. Jika 20 SMA harian bertahan, Emas dapat menguat menuju 1285 dolar AS.

Harga WTI ditutup di bawah 46.50 dolar AS
Harga Minyak Mentah WTI menguat di atas 46.50 dolar AS pada perdagangan pekan ini setelah penurunan persediaan minyak mentah AS yang tak terduga menimbulkan optimisme bahwa pasokan minyak mungkin menurun.

Penurunan persediaan yang di luar dugaan ini dan juga gangguan pasokan sedikit mengurangi kekhawatiran tentang oversuplai besar-besaran yang dialami dunia saat ini. Walaupun peristiwa jangka pendek saat ini mendukung penguatan harga WTI, fundamental yang tegas tentang oversuplai besar-besaran akan tetap menghantui pada jangka panjang.

Bahkan jika kita asumsikan bahwa gangguan pasokan ini berkepanjangan, Iran masih terus menggenjot produksinya untuk merebut pangsa pasarnya yang hilang. Sementara itu, Arab Saudi menolak menyepakati penurunan produksi tanpa keikutsertaan Iran.

Konflik kepentingan ini sudah cukup untuk memberi dasar yang kuat bagi investor bearish untuk menurunkan harga minyak.

Dari sudut pandang teknikal, WTI jelas bullish pada rentang waktu harian karena secara konsisten level tertinggi yang lebih tinggi dan level terendah yang lebih tinggi. Harga berada di atas 20 SMA harian sedangkan MACD juga mengarah ke atas.

Walaupun breakout teknikal di atas $46.50 mungkin membuka jalan menuju 48.00 dolar AS, investor harus tetap waspada karena peningkatan spekulatif harga minyak yang disebabkan oleh ekspektasi penurunan pasokan ini berada di atas pondasi yang lemah.

Sorotan mata uang - EURUSD
EURUSD merosot menuju level support 1.135 pada perdagangan pekan ini karena peningkatan USD dan aksi ambil untung memberi peluang pada penjual untuk menyerang. Terlepas dari penurunan jangka pendek ini, pasangan mata uang ini mutlak bullish pada rentang waktu harian.

Potensi level terendah yang lebih tinggi di 1.135 dapat memberi peluang bagi investor bullish untuk mengadakan aksi beli. Dari sudut pandang teknikal, harga sedikit di bawah 20 SMA harian sedangkan MACD masih mengarah ke atas. Breakout di atas 1.140 dapat memicu reli menuju 1.150 dan bahkan lebih tinggi lagi. Jika investor bearish berhasil menaklukkan level support 1.135, maka pandangan bullish harian ini pun menjadi tidak valid lagi.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI