Dihadapan para inventor yang hadir dalam acara Economic Outlook 2016 yang diselenggarakan HSBC, Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Franky Sibarani mengklaim investasi yang masuk ke Indonesia terus mengalami peningkatan meski perekonomian saat ini tengah melambat.
Hal tersebut lantaran pemerintah telah melakukan reformasi kebijakan yang bertujuan untuk meningkatkan daya saing Indonesia sebagai negara tujuan investasi.
"Salah satunya soal kebijakan fiskal, dimana bisnis di Indonesia menjadi lebih friendly. Lalu, di sektor kelistrikan, pemerintah telah mengurangi izin dari 49 menjadi 25 dan waktu penyelesaian dari 932 menjadi 256 hari,” kata Franky di Hotel Mulia, Senayan, Jakarta Selatan, Kamis (12/2/2016).
Selain itu, lanjut Franky, pemerintah sejak September 2015 lalu telah mengeluarkan 12 paket kebijakan yang sebagian untuk meningkatkan daya saing investasi, yaitu penetapan formula penghitungan upah minimum, pengurangan biaya produksi melalui pemotongan harga BBM, gas dan tarif listrik untuk industri, serta diskon PPH 21 untuk industri tekstil dan sepatu.
Pemerintah juga telah merevisi Daftar Negatif Investasi (DNI) untuk menjadikan berbagai bidang usaha lebih terbuka, namun juga melindungi usaha mikro kecil dan menengah (UMKM), seperti distributor yang terhubung dengan produksi, sektor farmasi khususnya bahan baku obat, serta e-commerce dan sektor lainnya.
“Selain itu, pemerintah juga memperluas cakupan industri yang bisa memperoleh tax holiday dan tax allowance, serta adanya kepastian dalam proses pengajuannya. Jangka waktu pemberian tax holiday diperpanjang dari maksimum 10 tahun, kini dapat diberikan hingga 25 tahun,” ungkapnya.