Untuk pertemuan TF on Automotive, dibahas berbagai isu dan rekomendasi seperti pertukaran informasi terkait asosisasi otomotif dan focal point di masing-masing negara anggota, pembahasan regulasi teknis untuk menghindari hambatan non tarif, pembuatan database otomotif dan utiliasi website, penjajakan kerjasama B to B di sektor otomotif, serta upaya promosi dan kerjasama litbang dan teknologi.
“Pada pertemuan TF on Petrochemical, dibahas mengenai tindak lanjut dari asosiasi petrokimia negara anggota D-8, terkait penentuan sekretariat dari asosiasi tersebut dan lokasi kantornya, yang saat ini masih dipegang oleh Iran, dan selanjutnya akan ditangani oleh Mesir,” kata Sigit. Pada pertemuan itu, salah satu perusahaan petrokimia Mesir, Egyptian Petrochemicals Holding Co. Echem memaparkan berbagai potensi proyek kerjasama.
Sedangkan, pada pertemuan TF on Textile and Garments, delegasi Indonesia mengusulkan harmonisasi standar pengujian dan sertifikasi untuk produk tekstil serta penjajakan berbagai pontesi kerjasama dalam rangka menjamin pasokan bahan baku dan rantai suplai untuk industri tekstil di antara negara anggota D-8.
Pada penutupan sidang, dilaksanakan Ministerial Meeting, dimana penanggung jawab utama masing-masing TF melaporkan kesepakatan dari hasil pertemuannya. Pada kesempatan tersebut, Sigit menyampaikan bahwa hasil-hasil pembahasan di masing-masing TF terkait kerjasama industri harus segera ditindaklanjuti dan dikoordinasikan dengan berbagai pihak terkait.
Kerjasama INKA dengan BUMN Mesir
Sigit menambahkan, beberapa negara anggota D-8 termasuk Indonesia telah memanfaatkan kerjasama internasional ini guna meningkatkan pengembangan industri di tingkat bilateral. “Kami telah melakukan pertemuan dengan Duta Besar RI untuk Mesir, Helmy Fauzi. Pertemuan tersebut banyak membahas berbagai potensi kerjasama di bidang industri antara Indonesia dan Mesir secara bilateral, baik yang sedang di inisiasi maupun yang berpotensi akan menguntungkan kedua negara,” tuturnya.
Salah satu pembahasan yang cukup mendapat perhatian adalah rencana kerjasamaPT Industri Kereta Api (INKA) dengan perusahaan BUMN di Mesir yang saat ini masih dalam tahap negosiasi. “PT. INKA berencana mengadakan kontrak kerjasama industri maupun perdagangan dengan salah satu BUMN terkemuka di Mesir, untuk pengadaan gerbong kereta api dan kepala truk, serta membangun fasilitas perawatan dan perbaikannya di Mesir,” papar Sigit.
Dubes RI untuk Mesir dan Dirjen KPAII bersama-sama menyepakati untuk memberikan dukungan penuh agar kerjasama bilateral dapat terwujud dalam waktu dekat. Selain itu, dilakukan pula kerjasama bantuan teknis dan transfer teknologi sebagai tahap lanjutan dari kerjasama tersebut yang ditujukan untuk menjamin akses pasar produk PT. INKA ke pasar Mesir dan negara-negara sekitarnya.