Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada Rabu (10/5/2016) berhasil rebound pasca penurunan terbesar di emerging market kemarin. Indeks ditutup naik 0,29 persen atau 13,80 poin ke level 4.763. Tercatat 117 saham bergerak naik, 172 saham bergerak turun, dan 92 saham stagnan. Perdagangan kemaren melibatkan 3,82 miliar lot saham dengan nilai transaksi mencapai Rp 5,28 triliun. Di pasar reguler, net sell asing sebesar Rp 54,998 miliar dan net sell asing keseluruhan perdagangan mencapai Rp 101,668 miliar.
Penjelasan ini tertuang dalam keterangan resmi Managing Partner PT Investa Saran Mandiri Kiswoyo Adi Joe, Rabu (11/5/2016).
Dari pasar saham, IHSG berhasil menguat 13 point membentuk candle dengan body naik kecil dan shadow di bawah indikasi pembalikan dari tekanan turun. "IHSG berhasil naik diatas garis support 4757 membuka peluang konsolidasi menguat dengan support di level 4757 sampai 4728 dan resistance di level 4800 sampai 4812," kata Kiswoyo.
Pasar saham Amerika Serikat ditutup naik seiring pelemahan yen terhadap dolar Amerika serta kenaikan harga minyak mentah membatu sentiment investor. Dorongan kenaikan sebagian berasal dari indeks dollar yang bergerak flat dan an-tisipasi data suplai mingguan dari API pasca penutupan hari Selasa dan IEA hari Rabu malam. Gangguan suplai jangka pendek di Kanada dan Nigeria juga ber-kontribusi untuk kenaikan harga minyak. Dow Jones ditutup naik 1.26 persen, Nasdaq naik 1.40 persen dan S&P Indek naik 1.25 persen.
Pasar saham kawasan Eropa juga ditutup positif seiring kenaikan valuasi sektor perbankan serta pemulihan perdagangan minyak. Investor mengabaikan da-ta produksi industri Jerman yang mengecewakan di bulan Maret. Produksi indus-tri Jerman dilaporkan turun 1,3 persen dari bulan sebelumnya. Ekonom yang disurvei Wall Street Journal sebelumnya memperkirakan penurunan sebesar 0,2%. Na-mun jika dilihat di kuartal pertama tahun ini, produksi industri naik 1,8 persen dibandingkan dengan kuartal IV 2015. Laporan lain yang dirilis ole]h Destatis menunjukkan surplus neraca perdagangan Jerman mencapai rekor tertinggi €23,6 milyar di bulan Maret, terbantu kenaikan ekspor sebesar 1,9 persen sebaliknya impor turun 2,3 persen. FTSE di Inggris ditutup naik 0.68 persen, DAX Jerman naik 0.65 persen dan CAC Perancis naik 0.36 persen.
Dari dalam negeri, posisi cadangan devisa (cadev) Indonesia per akhir April 2016 tercatat sebesar 107,7 miliar Dolar Amerika Serikat (AS). Posisi tersebut lebih tinggi 200 juta Dolar AS dibandingkan dengan posisi akhir Maret 2016 yang sebesar 107,5 miliar Dolar AS. Bank Indonesia (BI) mengatakan, peningkatan tersebut dipengaruhi penerimaan cadev yang terutama berasal dari hasil lelang Surat Berharga Bank Indonesia (SBBI) dan penerimaan lainnya. Penerimaan tersebut melampaui kebutuhan devisa, yang antara lain digunakan untuk pembayaran utang luar negeri pemerintah. Posisi cadangan devisa per akhir April 2016 tersebut cukup untuk membiayai 8,1 bulan impor atau 7,8 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor.