Suara.com - Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Franky Sibarani mengakhiri kunjungan kerjanya ke Selandia Baru dan Australia, Selasa (10/6/2016). Selain berhasil menjaring minat investasi di Selandia Baru, BKPM juga mencatat setidaknya 12 perusahaan Australia yang secara langsung menyampaikan ketertarikannya untuk berinvestasi di Indonesia kepada Kepala BKPM Franky Sibarani.
Ke-12 perusahaan yang siap menanamkan modal di Indonesia cukup beragam mulai dari investasi di sektor industri galangan kapal dan jasa pengerukan, venture capital, industri minuman ringan, peternakan dan budidaya sapi, pembangkit listrik tenaga air, sektor telekomunikasi, web portal property, jasa manajemen sistem, wisata tirta serta perdagangan ritel bahan bangunan.
Franky menyampaikan bahwa 12 perusahaan tersebut terdiri dari mereka yang telah menyatakan komitmen investasi dan masih berupa minat investasi. “Untuk industri minuman ringan sudah komitmen investasi perluasan bisnis mereka sebesar 53 juta Dolar Amerika Serikat (AS) di Indonesia, demikian halnya dengan peternakan dan budidaya sapi sudah mengantongi izin prinsip senilai 10 juta Dolar AS, serta sektor telekomunikasi yang mendukung jasa aplikasi e-health melakukan perluasan 10 juta Dolar AS dengan memanfaatkan layanan izin investasi 3 jam,” ujarnya dalam keterangan resmi kepada pers, Selasa (10/6/2016).
Menurut Franky, selain tiga perusahaan tersebut, sembilan perusahaan lainnya masih berupa minat investasi. “Ini yang akan dijalin komunikasi intensif oleh perwakilan BKPM di Sydney dan KJRI Sydney, KBRI Canberra, KJRI Melbourne, KJRI Perth dan KRI Darwin sehingga minat investasi yang disampaikan bisa berlanjut ke komitmen investasi hingga nantinya dapat direalisasikan,” paparnya.
Franky mengemukakan bahwa salah satu perusahaan yang serius untuk menanamkan modalnya adalah yang bergerak di bidang energi terbarukan yakni pembangkit listrik tenaga air yang juga telah memiliki pengalaman joint venture dengan perusahaan China di bidang infrastruktur. “Nilai investasi yang direncanakan untuk pembangkit listrik tenaga air yang akan dibangung mencapai 100 juta Dolar AS,” jelasnya.
Selain itu, perusahaan yang juga menyatakan minatnya adalah di bidang jasa konstruksi untuk berinvestasi di bidang pengerukan pelabuhan serta berminat untuk membangun galangan kapal dan reparasi kapal. “Nilai investasi untuk jasa pengerukan adalah mendatangkan 1 kapal keruk senilai US$ 5 juta dan rencananya mereka akan memasukkan 3-5 kapal. Sehingga perikiraan rencana investasi untuk jasa konstruksi pengerukan dan industri kapal keruk dan perawatannya sekitar 16-30 juta Dolar AS,” kata Franky.
Duta Besar RI untuk Australia dan Republik Vanuatu Nadjib Riphat Kesoema yang juga mendampingi Kepala BKPM dalam seluruh pertemuan yang dilakukan menyampaikan bahwa kegiatan usaha yang dilakukan oleh potential investor dari Australia diharapkan dapat berkontribusi positif terhadap upaya pembangunan yang dilakukan di Indonesia. “Contohnya untuk investor galangan kapal dan pelabuhan diharapkan dapat mendorong pembangunan pelabuhan besar maupun kecil di kawasan timur Indonesia sehingga kerjasama yang baik yang telah dibina dengan pelabuhan Townsville di Queensland dapat terus dikembangkan,” jelasnya.
Kegiatan pemasaran investasi Indonesia Investment Forum di Australia yang merupakan kolaborasi KBRI Canberra, KJRI Sydney, KJRI Melbourne dan KJRI Perth tergolong sukses menjaring investor. Kegiatan tersebut juga dihadiri oleh Konjen RI Sydney Yayan G. H. Mulyana, Konjen RI Melbourne Dewi Savitri Wahab, dan Konjen RI Perth Ade Padmo Sarwono. Kegiatan hari ini (10/6) dilaksanakan di Brisbane, Australia. Deputi Bidang Promosi Penanaman Modal Himawan Hariyoga akan menggantikan Kepala BKPM Franky Sibarani yang tiba di Jakarta pagi ini. Himawan dijadwalkan akan menyampaikan berbagai kemudahan investasi, perkembangan performa investasi, serta peluang investasi di Indonesia.
Australia sendiri merupakan salah satu negara sumber investasi bagi Indonesia. Dari data BKPM periode tahun 2010-2015 tercatat realisasi investasi 2,1 miliar Dolar AS terdiri dari investasi di sektor pertambangan, kimia dasar dan infrastruktur. Dari komitmen investasi tercatat sebesar 7,7 miliar Dolar AS yang telah didaftarkan ke BKPM terdiri dari sektor industri logam, properti dan sektor peternakan.
Angka realisasi investasi triwulan pertama (periode Januari-Maret) tahun 2016 dari Australia tercatat sebesar 59,98 juta Dolar AS terdiri dari 131 proyek investasi dengan penyerapan tenaga kerja mencapai 5.070 orang. Secara keseluruhan total investasi yang masuk triwulan perta 2016 tercatat mencapai Rp 146,5 triliun meningkat 17,6 persen dari periode sebelumnya sebesar Rp 124,6 triliun.