Suara.com - PT PLN (Persero) mencatat sebanyak 3.862 MW atau 10,9 persen dari proyek pembangunan pembangkit berkapasitas 35.000 MW sudah memasuki tahap konstruksi hingga kuartal pertama 2016.
Manajer Senior Humas PLN Agung Murdifi di Jakarta, Minggu (8/5/2016), mengatakan untuk tahap perencanaan, hingga kuartal pertama 2016, sebanyak 12.226,8 MW atau 34,4 persen sudah memasuki tahap perencanaan. Lalu, sebanyak 8.377,7 MW atau 23,6 persen sedang dalam tahap pengadaan.
"Kami juga telah melakukan kontrak jual beli (power purchase agreement/PPA) sebesar 10.941 MW atau 30,8 persen," katanya.
Sementara itu sebanyak 397 MW pembangkit telah berhasil beroperasi dan masuk sistem kelistrikan, antara lain di PLTG Gorontalo.
Agung mengatakan, sebagian besar pembangkit listrik bagian proyek 35.000 MW ditargetkan beroperasi pada 2019.
Secara rinci, menurut dia, pada 2015, hanya satu pembangkit listrik program 35.000 MW dengan kapasitas tiga MW yang dioperasikan.
Lalu, pada 2016, pembangkit yang beroperasi meningkat menjadi 38 pembangkit listrik dengan total kapasitas 2.414,50 MW, pada 2017 meningkat lagi menjadi 106 pembangkit listrik dengan total kapasitas 5.576,9 MW, dan pada 2018, ada 86 pembangkit listrik dengan total kapasitas 8.446,9 MW.
"Pada 2019, ada 80 pembangkit listrik dengan total kapasitas 19.117,4 MW atau menjadi yang terbanyak akan dioperasikan," ujarnya.
Proyek 35.000 MW mencakup 109 pembangkit yang akan dibangun dalam kurun waktu lima tahun (2014-2019).
Ke-109 proyek itu terdiri atas 35 proyek dikerjakan PLN dengan total kapasitas 10.681 MW dan 74 proyek oleh swasta (independent power producer/IPP) dengan total kapasitas 25.904 MW. (Antara)