Suara.com - Libur panjang tidak menghalangi Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Franky Sibarani untuk melaksanakan kegiatan pemasaran investasi. Hari ini (4/5/2016), Kepala BKPM akan berangkat ke Auckland untuk mengawali roadshow pemasaran investasi di Selandia Baru dan Australia.
Rencananya Kepala BKPM akan memberikan keynote speech di tiga forum bisnis di Auckland, Selandia Baru, kemudian di Melbourne dan Sydney, Australia.
Franky Sibarani menyampaikan bahwa kegiatan pemasaran investasi yang dilakukan bertujuan untuk meningkatkan realisasi investasi dari Selandia Baru dan Australia yang masih kecil nilai realisasi investasinya.
“Diharapkan dengan kegiatan yang dilakukan, minat-minat investasi yang telah disampaikan melalui kantor perwakilan BKPM maupun Kedutaan Besar dan perwakilan lainnya dapat segera dimanifestasikan,”ujarnya dalam keterangan resmi kepada media, Rabu (4/5/2016).
Menurut Franky, Selandia Baru dan Australia selama ini dikenal sebagai salah satu negara tetangga yang memiliki kemampuan untuk menanamkan modalnya di Indonesia. Beberapa sektor yang telah masuk diantaranya adalah industri pengolahan susu dari Selandia Baru, kemudian industri makanan, sektor pertambangan, sektor pertanian, industri kimia dan farmasi dan industri logam yang masuk dari Australia.
Selain menjadi pembicara kunci dalam berbagai forum pemasaran investasi tersebut, Kepala BKPM juga akan bertemu dengan 13 investor baik yang telah menanamkan modalnya untuk membicarakan perluasan serta investor baru yang berencana menanamkan modalnya di Indonesia.“Kami akan bertemu dengan beberapa perusahaan besar yang sedang mempertimbangkan untuk melakukan ekspansi ke Indonesia,” ungkapnya.
Kegiatan yang dilakukan merupakan kerjasama BKPM dengan Kedutaan Besar RI di Selandia Baru dan Australia, serta didukung Kementerian Koordinator Perekonomian, Australia Indonesia Business Council dan instansi maupun lembaga keuangan lain yang terkait.
Australia merupakan salah satu negara sumber investasi bagi Indonesia. Dari data BKPM periode tahun 2010-2015 tercatat realisasi investasi U2,1 miliar Dolar Amerika Serikat (AS) terdiri dari investasi di sektor pertambangan, kimia dasar dan infrastruktur. “Kami juga mencatat komitmen investasi sebesar 7,7 miliar Dolar AS yang telah didaftarkan ke BKPM terdiri dari sektor industri logam, properti dan sektor peternakan,” paparnya.
Angka realisasi investasi triwulan pertama (periode Januari-Maret) tahun 2016 dari Australia tercatat sebesar 59,98 juta Dolar AS terdiri dari 131 proyek investasi dengan penyerapan tenaga kerja mencapai 5.070 orang. Secara keseluruhan total investasi yang masuk triwulan perta 2016 tecatat mencapai Rp 146,5 triliun meningkat 17,6 persen dari periode sebelumnya sebesar Rp 124,6 triliun.
Pencapaian realisasi investasi tersebut telah memecahkan rekor tertinggi realisasi investasi di Indonesia, terdiri dari penanaman modal dalam negeri (PMDN) sebesar Rp 50,4 triliun, naik 18,6 persen dari Rp 42,5 triliun pada periode yang sama tahun 2015, dan penanaman modal asing (PMA) sebesar Rp 96,1 triliun, naik 17,1 persen dari Rp 82,1 triliun pada periode yang sama tahun 2015.