Ekspor Impor Indonesia di Kuartal I 2016 Menurun

Rabu, 04 Mei 2016 | 13:48 WIB
Ekspor Impor Indonesia di Kuartal I 2016 Menurun
Ekspor perdana kereta api Indonesia ke Bangladesh di Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya, Jawa Timur, Kamis (31/3). [Antara]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, pada Kuartal I 2016, pertumbuhan ekspor dan impor Indonesia mengalami perlambatan atau tumbuh negatif sebesar. Indonesia mengalami minus 3,88 persen untuk ekspor dan minus 4,24 persen untuk impor.

Kepala BPS, Suryamin mengatakan, melemahnya pertumbuhan ekspor dan impor Indonesia di kuartal I 2016 ini lantaran kondisi perekonomian global yang masih tidak menentu membuat harga beberapa komoditas mengalami penurunan.

“Komoditas unggulan Indonesia seperti minyak sawit dan minyak bumi trendnya mengalami penurunan. Harga komoditas di pasar internasional rendah, pertumbuhan ekonomi global lemah, Cina melambat dari 6,8 jadi 6,7 persenAmerika Serikat 2 persen stagnan pertumbubanya. Didalam negeri juga begitu,” kata Suryamin saat menggelar konferensi pers di kantor BPS, Jakarta Pusat, Rabu (4/5/2016).

Kendati melemah, lanjut Suryamin, pertumbuhan ekonomi Indonesia masih bisa ditopang oleh konsumsi rumah tangga yang masih tumbuh positif sebesar 4,94 persen. Dimana, angka tersebut memiliki porsi terbesar dalam pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal I 2016 sebesar 58, 86 persen.

“Sementara konsumsi lembaga non profit rumah tangga memiliki porsi 1,16 persen dalam pertumbuhan ekonomi Indonesia. Pertumbuhan konsumsi lembaga non profit rumah tangga di kuartal I-2016 adalah 6,38 persen. Ini didorong oleh kegiatan berskala nasional seperti mukernas, rakernas, serta kongres berbagai parpol dan ormas,” katanya.

Selain itu, lanjut Suryamin, untuk pengeluaran konsumsi pemerintah mengalami peningkatan. Tingginya kenaikan belanja barang yang tumbuh lebih dari 45 persen dikoreksi oleh penurunan realisasi belanja bansos.

Untuk konsumsi pemerintah memiliki porsi 6,8 persen pada pertumbuhan ekonomi Indonesia. Konsumsi pemerintah masih tumbuh melambat hanya 2,93 persen di kuartal I 2016.

“Sedangkan untuk pembentukan modal tetap bruto atau investasi memiliki porsi 33,16 persen dari pertumbuhan ekonomi Indonesia. Laju pertumbuhan investasi di kuartal I 2016 adalah 5,57 persen. PMTB tumbuh signifikan utamanya didorong oleh tingginya realisasi investasi berupa bangunan dan konstruksi lain, serta pertumbuhan barang modal jenis peralatan lainnya yang juga tinggi,” ungkap Suryamin. 

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI